Lidik News.Com | LEWOLEBA –Aksi Protes oleh sejumlah para pedagang TPI yang ada di kota Lewoleba Kelurahan Lewoleba Tengah Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata kembali muncul ditengah Pandemi COVID-19 hal ini karena dianggap sudah melanggar nilai dan etika oleh para penjual yang ada di dalam kota Lewoleba yang tidak beraturan.
Lukman Abdullah kepala pasar TPI kota Lewoleba pada Kamis (02/04/2021) mengatakan kepada media ini bahwa ,” Rapat bersama dengan seluruh pedagang selama sampaikan malah semua yang berjualan diluar bukan pada area pasar saya ajak untuk mengisi lapak yang ada disini ini , saya tampung masukan pedagang semua yang ada disini saya sudah coba melakukan komunikasi dengan penjual yang ada di Blok M dan juga depan omega lama namun tidak direspon dengan baik,sudah 4 kali saya datangi namun sia -sia, ” ujar Lukman.
Saya juga menyampaikan kepada pemerintah dalam hal ini pihak Pol PP dan sempat datang di kantor namun sampai sekarang belum bisa diatasi bahkan mereka masih berjualan yang sangat bebas dan sangat liar ,” imbuhnya .
Kemarin saat didatangi tanggapan di sana mereka menjanjikan hal-hal yang tidak pasti bahkan kami juga melakukan rapat bersama pedagang yang ada di TPI untuk menunjukan sikap bahwa Pol PP masih membiarkan situasi ini berlalu begitu saja.
Lanjut Lukman ,” kami buka pagi biar ada reaksi dari pemerintah karena setiap tahun kami membayar ke pemerintah dengan besaran 120 juta dan kami kesal karena mereka yang jualan diluar jalan sana dan tidak teratur itu tidak punya kontribusi sama sekali, di sini bagian dari pada tujuan kami supaya pihak keamanan khususnya pengamanan Perda itu bisa ada perhatian sedikit .
Harapan juga diutarakan oleh sang ketua pasar , ” kami kepingin ada perhatian pemerintah secara keseluruhan untuk masyarakat pasar olehnya itu tujuan kami kami tidak kepingin kericuhan di tengah masa pandemi dan yang kami harapkan ada solusi yang bisa didapatkan untuk kebaikan dan kenyamanan masyarakat pasar semuanya.
100 ribu perbulan itu kami kumpulkan,semua lapak yang ada juga swadaya sendiri oleh para penjual seluruhnya,sehingga disimpulkan kemarin agar semua berkembang dengan tujuan kami semua pedagang berkeinginan untuk tertib.
Terhadap situasi ini lewat telfon genggam milik wartawan, wawancara juga di lakukan bersama kepala satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lembata Markus Lela Udak menyampaikan pihaknya sudah mencoba untuk melakukan pendekatan secara persuasif namun para pedagang yang ada di emperan pertokoan masih keras kepala, ” Kata Markus.
Lanjut Markus , ” seusai perayaan pesta paskah akan kami tindaklanjuti dengan cara humanis jika semua masih keras kepala akan kami paksa untuk masuk berjualan di pasar TPI agar jangan ada polemik dan keluhan dari penjual atau pedagang yang ada di pasar TPI .
Lukman juga lebih jauh mengatakan di hadapan para wartawan bahwa semenjak di buka pasar yang ada di Blok M,depan omega lama pendapatan kami sangat merosot jauh , catatan penting bagi Pemerintah Daerah agar semua diatur dengan baik dan kalau bisa kami berharap dilembata ini ada pasar rakyat seperti dikota lain yang penjualnya semua ada di dalam , ” tutup Lukman .***
Pasar Senja TPI. Pasar beraroma politik yang sangat syarat sistematik. Sepanjang yang kami tahu Lewoleba kota hanya punya dua pasar saja. Sungguh dengan adanya pasar Senja TPI nasib Pasar Lamahora terbengkalai. Iuran Pasar Lamahora ikut naik dari Rp. 72.000 naik Rp. 90.000, penerangan malam mengundang pencurian, tidak ada keamanan yang kontrol.
Di Pasar Lamahora yang nyaris mati. Sepi dari pengunjung dan belanja. Melalui media ini saya usulkan pertama PERDAYAKAN LAGI PASAR LAMAHORA kedua SEMUA PEDAGANG PASAR SENJA TPI HARUS MASUK PASAR LAMAHORA ketiga PASAR DIBUKA PAGI JAM 05.00 SAMPAI JAM 21.00. Hanya dengan begini keberadaan Dua Pasar Lewoleba dapat berfungsi sebagai layaknya PASAR DAERAH.