
LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – Paduan suara Lapas Kelas III Lembata dan kolaborasi X Bro’me Chorda Warnai Misa Syukur HUT ke-26 Otonomi Daerah Kabupaten Lembata.

Tak hanya itu, kolaborasi musik pendatang baru oleh anak muda dan para guru muda di Lembata yang bernama X Bro’me Chorda menghipnotis Bupati Lembata bersama undangan lainnya pada moment penting itu.

Perayaan HUT OTDA kali ini memang beda dan meriah sebab kolaborasi dari berbagai pihak sangat mempuni menunjukkan dedikasinya di tanah lepan batan Kabupaten Lembata.

Meski baru pertama kali tampil, penampilan para pemusik serta paduan suara Lapas Lembata memberikan warna dan aura baru dalam perayaan HUT OTDA Lembata Ke 26.

Tak hanya itu, sebelum digelar upacara peringatan HUT OTDA Lembata ke 26,sebagai wujud syukur di tanah sembur paus Bupati Lembata beserta unsur Forkopimda Lembata menggelar misa syukur di Gereja St. Yosep Waikilok pada Minggu pagi, 12 Oktober 2025. Bersama Bro’me Chorda, paduan suara Lapas Lembata membawakan lagu-lagu rohani dengan penuh penghayatan, menambah kekhidmatan suasana perayaan yang dipimpin langsung oleh Romo Deken Lembata, Sinyo Da Gomez, Pr.

Misa syukur ini turut dihadiri oleh Bupati Lembata Kanisius Tuaq, Sekda, anggota DPRD Kabupaten Lembata, serta para pimpinan OPD. Dalam sambutannya, Bupati Lembata menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada koor Lapas Lembata atas persembahan nyanyian yang luar biasa indah. Ia berharap agar seluruh peserta, terutama para warga binaan yang terlibat, senantiasa diberi kesehatan dan semangat dalam berkarya.

Romo Deken Sinyo Da Gomez pun memberikan pujian mendalam terhadap penampilan paduan suara tersebut. “Saya tidak membayangkan kalau koor yang luar biasa ini adalah anak-anak dari Lapas,” ungkapnya kagum. Ia menambahkan bahwa nyanyian mereka bukan hanya indah, tetapi juga istimewa karena lahir dari hati yang tulus dan penuh syukur, menjadi bukti nyata bahwa keindahan dan harapan bisa tumbuh di mana saja, termasuk di balik tembok Lapas.

Partisipasi Lapas Lembata dalam kegiatan rohani tingkat kabupaten ini menjadi wujud nyata pembinaan mental dan spiritual bagi warga binaan. Melalui musik dan paduan suara, mereka diajak untuk menumbuhkan rasa percaya diri, disiplin, serta kebersamaan dalam berkarya positif. Kegiatan seperti ini bukan hanya ajang penampilan, tetapi juga sarana reintegrasi sosial agar masyarakat dapat melihat sisi lain dari warga binaan yang penuh semangat, talenta, dan nilai kemanusiaan.***(timred)