LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – Ajun Komisaris Besar Polisi Dr. Josephine Vivick Tjangkung, S. Sos.,M.I.Kom., kurang lebih bertugas selama 1,2 tahun di tanah Lepan Batan Kabupaten Lembata berhasil merintis karya lewat sebuah peluncuran buku dengan tajuk Kepak Sayap di Tanah Leluhur.
Buku ini dipersembahkan untuk Lembata Tanah Baja, Sejarah telah berkisah dari sana leluhurku berasal Sejarah sedang menulis di sana kutemukan jawaban kekuatanku Sejarah akan mengenang “Kepak Sayapku” jadi inspirasi generasi muda dan yang akan datang.
Eman Krova putra asal Lamalera dan salah seorang Jurnalis dari Pos Kupang Riko Wawo menulis buku ini dengan isi yang ringat namun berat maknanya.
Menurut Eman Krova dan Riko Wawo, buku ini adalah sebuah kisah perjalanan tugas seorang AKBP Vvick Tjangkung di Kabupaten Lembata.
Di kesempatan baik itu, AKBP Vivick Tjangkung mengucapkan sujud syukur selama bertugas di Kabupaten Lembata, ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Lembata yang sangat baik.
Dihimpun media ini, Satu-satunya Kartini pertama yang bertugas menjadi Kapolres di NTT tepat di wilayah Kabupaten Lembata adalah AKBP Dr. Josephine Vivick Tjangkung, S. Sos.,M.I.Kom.
Diacara tersebut orang pertama lingkup Polres Lembata memberikan buku ini kepada Ketua DPRD, Dandim 1624 Flotim- Lembata, Perwira Penghubung Kodim 1624,Kasat Intel, Perwakilan Kejaksaan, Ketua Persit Kodim 1624 Flotim-Lembata, PJU Polres Lembata, para pengusaha, perwakilan masyarakat dan Insan Pers.
“Saya lahir dari keturunan Lamalera, opa saya pernah membangun sebuah sekolah dan sampai saat ini masih berdiri, ” ujar Kapolres Vivick.
Dikatakannya Ia belum pernah menginjak Lamalera, saya pernah bermimpi untuk dapat tugas di tempat yang jauh dan terwujud dalam sebuah tugas negara berada di Kabupaten Lembata tanah leluhur saya.
Buku ini bisa menjadi kenangan selama saya di sini dalam buku ini tercatat banyak hal untuk masyarakat Lembata. Saya berharap selama saya di sini bisa menjadi loncatan bagi anggota Polres Lembata dan masyarakat Lembata.
Albertus Muda Atun memberikan catatan penting dalam buku ini adalah menjadi pembangkit defisit Literasi di daerah ini, namun bukan hanya di Lembata melainkan NTT dan juga Indonesia secara utuh.
“Ini merupakan perkumpulan fakta yang bersejarah, rekaman perjalanan perjumpaan, ” tandas Albert Muda.
Tambah Albert Muda, sebuah inspirasi besar,Buku ini tidak hanya memberikan pengetahun namun lebih dari memberi nilai-nilai kehidupan. ***