LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – Dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lembata menggelar Karnaval Toleransi dan Pentas Seni Budaya. Peringatan Hari Toleransi Internasional ini menjadi yang pertama kalinya diselenggarakan di Lembata.
Acara yang berlangsung pada Minggu, 16 November 2025 ini melibatkan berbagai perwakilan etnis, kelompok kategorial, dan utusan sekolah se-Kota Lewoleba. Rute karnaval dimulai dari Simpang Lima Patung Anton Enga Tifaona dan berakhir di Taman Kota Swalsa Tite kemudian menampilkan keragaman budaya.
Ketua Panitia, Korolus Kumbala menegaskan, kegiatan ini bertujuan memupuk persaudaraan dan kerukunan antar umat beragama serta kelompok etnis.
“Kita merancang kegiatan ini sebagai wujud nyata dari toleransi yang selama ini selalu didengungkan tetapi belum diwujudkan secara nyata seperti ini,” ujarnya.
Karolus menambahkan, dalam kegiatan ini ada pernyataan sikap sebagai seruan moral untuk menjaga situasi di Lembata tetap kondusif agar tidak menimbulkan situasi yang mengganggu kerawanan antar golongan, agama dan suku.
Untuk itu, FKUB sengaja melibatkan sebanyak-banyaknya etnis untuk memperkuat seruan moral dalam menjaga situasi agar tetap kondusif. “Kita harus menjaga dan merawat kerukunan ini agar hidup kita menjadi lebih aman dan situasi kamtibmas tetap terjaga,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, H. Jamaludin Malik mengatakan, kegiatan ini adalah gerakan nyata untuk menghadirkan toleransi.
“Tidak hanya dalam konsep kitab suci saja, kita wujudkan kebersamaan melalui gerakan ini. Kita lihat hampir semua komponen paguyuban dan etnis hadir, seperti Jawa, Sulawesi, Bima, Flores, dan Sumba. Inilah kekayaan kita,” paparnya.
Malik menekankan bahwa semua agama memiliki doktrin yang sama untuk saling menyayangi. Momen Hari Toleransi Internasional ini dimanfaatkan untuk mengajak semua komponen masyarakat menunjukkan kebersamaan tersebut dalam kehidupan nyata.
Kegiatan ini juga menampilkan berbagai pertunjukan seni yang bertema “Toleransi” mulai dari puisi, teater, qasidah, puji-pujian, fragmen, tarian dan monolog.


















