
LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – Kepala Lapas Kelas III Lembata Antonius Semuki menyulap lahan tidur atau lahan kosong di wilayah hukum Lapas Kelas III Lembata menjadi lahan yang berpotensi untuk menyambung nawacita presiden RI dan selaras dengan 13 program akselerasi menteri imigrasi dan Pemasyarakatan.

Tak hanya itu saat ini Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Lembata telah menjadi Role Model (panutan) untuk mengembangkan potensi dalam nawacita presiden RI dan 13 program akselerasi menteri imigrasi dan Pemasyarakatan.

Antonius Semuki, Kepala Lapas Kelas III Lembata, kepada Lidik News. Com, menjelaskan, bahwa mengedepankan kemanusian dalam menjaga dan membina para tahanan yang ada di dalam sel agar mereka bisa mandiri dengan kesadaran pribadi dan membentuk karakteristik itu bukan hal yang mudah bagi setiap orang. Namun di tangan putra asli Lembata ini, ia mampu membuat semua para tahanan nyaman bak seperti keluarga kandungnya.

Disisi lain, Banyak kalangan melihat Lembaga pemasyarakatan, maupun rutan menjadi sesuatu yang seram dan menakutkan karena di tempat itu hak pihak yang bersalah oleh hakim di pengadilan akan di cabut.

Pria berdarah Seran Goran yang juga anak petani mampu memberikan pelayanan terbaik dan ternyaman bagi warga binaan Lapas Kelas III Lembata.

“Saya anak petani, saya suka bertani dan saya melanjutkan warisan leluhur, semua warga binaan yang ada di sini diberikan ruang untuk bisa mendapatkan pelatihan dari bidang pertanian, peternakan dan juga perbengkelan. Semua harus mandiri dengan kesadaran pribadinya, ” ujar Kalapas Semuki.

Lanjut Antonius Semuki, saat ini kami manfaatkan lahan untuk tanam buah-buahan dan sayur mayur yang mungkin nanti dibutuhkan dapur MBG dan terbuka untuk masyarakat kota Lewoleba dan sekitarnya.

“Kami tanam Sayur terung, kangkung, sawi, bayam dan berbagai macam lainnya termasuk Buah pepaya, pisang, dan nenas Bogor di halaman dalam lapas sementara di bagian luar ada padi, ubi, kacang-kacangan, daun sup, pepaya dan masih banyak lagi. Ada juga ternak seperti babi, ayam, kambing yang dipelihara para tahanan yang kami bina, “imbuh Kalapas Antonius.
Selaku pucuk pimpinan, saya bersama seluruh jajaran Lapas Kelas III Lembata membuat para tahanan bisa mandiri dan menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi, hal ini penting karena saat mereka di tahan ada anak istri mereka yang menunggu di luar sehingga, dengan kegiatan bertani, Pertukangan, peternakan, WBP tetap bisa membantu anak istri meski, WBP sedang dalam masa tahanan. Inilah sisi kemanusian yang bisa kami lakukan untuk mengembangkan potensi yang ada.
“Saat ini kami kelola lahan seluas 2,2 hektare milik lapas sementara ada lagi 2 hektar lainya milik pihak ketiga pungkas Antonius.Dari sekian banyak WBP ada juga yang anaknya kuliah, aktifitas yang mereka lakukan dapat menghasilkan upah dan bisa membiayai pendidikan anak anak mereka, “tutup Kalapas Semuki.
Ia berharap agar ilmu yang mereka dapat selama menjalani masa tahanan menjadi berkat yang baik untuk bisa diterapkan ditengah masyarakat dan berprilaku positif dan menjujung tinggi nilai kemanusiaan. ***(timred)