LIDIK NEWS. COM | LARANTUKA – Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur kalah dalam Sidang Praperadilan penetapan tersangka, penahanan dan penangkapan terhadap Daniel Geofandi Fernandez. Hal ini terungkap dalam pembacaan Putusan Praperadilan di Pengadilan Negeri Larantuka oleh Yang Mulia Hakim Tunggal, Bagus Sujatmiko, S.H.,M.H., Senin (17/2/2025).

Yang Mulia Hakim Tunggal Praperadilan Bagus Sujatmiko, S.H.,M.H pada pembacaan Amar Putusan Mengabulkan Permohonan/Gugatan Praperadilan Daniel Geofandi Fernandez melalui Kuasa Hukumnya Advokat Rafael Ama Raya, S.H., M.H dan menyatakan Penetapan Tersangka, Penangkapan dan Penahanan oleh Penyidik Polres Flores Timur tidak sah.
“Menyatakan penetapan tersangka, penahanan dan penangkapan atas diri pemohon yang dilakukan oleh Termohon (Polres Flores Timur) sebagaimana tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana penganiayaan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 351 KUHP Tidak Sah dan Tidak Berdasar atas Hukum. Oleh karena itu Penetapan tersangka tidak mempunyai kekuatan hukum,” kata hakim saat membacakan putusan Praperadilan di Pengadilan Negeri Larantuka, Senin 17 Februari 2025.
Yang Mulia Hakim Tunggal Praperadilan dalam amar putusannya, selain mengabulkan permohonan, juga memerintahkan Polres Flores Timur untuk menghentikan Penyidikan terhadap Daniel Geofandi Fernandez dan mengembalikan Harkat dan Martabatnya seperti sedia kala.
Advokat jebolan Kota Yogyakarta ini menyatakan kepada media, dengan adanya putusan ini pihaknya menyampaikan Apresiasi kepada Yang Mulia Hakim Tunggal yang telah memeriksa dan memberikan putusan yang benar sesuai hukum dan prinsip berkeadilan, saya kira Hakim Tunggal pada PN Larantuka sangat objektif melihat duduk masalah yang menjadi obyek pra peradilan yang kami ajukan.
Menurutnya, putusan tersebut merupakan putusan yang adil dan objektif. Penetapan tersangka terhadap kliennya tidak didukung oleh bukti yang berkualitas, bukti yang cukup dan tidak sesuai dengan KUHAP serta terkesan tindakan yang dipaksakan oleh Termohon penyidik pada Polres Flores Timur.
Ama Raya menyatakan, terungkap di persidangan bahwa kliennya Daniel Geofandi Fernandez dan Korban Mikhael Kanisius Botama telah berdamai tertaggal 10 Januari 2025 yang bertempat di Kantor Termohon, namun Termohon dalam penanganan tidak memperhatikan perdamaian tersebut dan tetap menahan kliennya hingga kini, Pengacara Ama Raya yang diangkat Sumpah Pengacaranya di Pengadilan Tinggi Yogyakarta ini menilai tindakan Termohon cacat Prosedur, bertentangan dan melanggar apa yang termuat didalam KUHAP.
Dalam menjalankan lalu lintas beracara harus berpedoman betul pada KUHAP agar hak masyarakat tidak dilanggar, ungkap Ama Raya.
Lanjutnya, Praperadilan merupakan wadah yang disiapkan Negara untuk melindungi Hak Asasi Manusia khususnya Tersangka, olehnya itu degan adanya Praperadilan ini juga tersangka, keluarganya dan/atau Kuasa hukumnya dapat mengajukan keberatan atau perlawanan hukum jika merasa hak-haknya dilanggar oleh Aparat Penegak Hukum dalam hal ini rekan-rekan Penyidik.
Atas putusan pra peradilan ini menjadi pembelajaran buat semua pihak, harus lebih objektif dan profesional dalam menegakan hukum, jika penegak hukum profesional dan objektif saya yakin rakyat semakin mencintai institusi penegak hukum, tutup Ama Raya Lamabelawa.***(tim/red)