LIDIK NEWS. COM | MATARAM, 13 Februari 2025 – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) dan PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (UIW NTT) melakukan peninjauan terhadap proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko. Kegiatan ini dilaksanakan pada 31 Januari – 3 Februari 2025 dengan fokus utama memastikan penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tetap terjaga.
Dalam kegiatan ini, tim dari PLN melakukan pengecekan kelengkapan safety sign serta alat pelindung diri (APD) di seluruh wilayah operasional guna memastikan keamanan kerja bagi seluruh pekerja dan lingkungan sekitar. Inspeksi ini juga mencakup peninjauan kondisi sosial masyarakat di sekitar wilayah kerja panas bumi (WKP) Mataloko serta implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL) yang telah dijalankan. Selain aspek sosial, tim juga melakukan pemeriksaan pada manifestasi panas bumi alami untuk memastikan keamanan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.
General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIW NTT, F. Eko Sulistyono, menyampaikan bahwa pihaknya terus menjaga konsistensi dalam menerapkan budaya K3 dan lingkungan guna mendukung operasional unit yang aman.
”Kami berkomitmen untuk selalu konsisten menjaga operasional unit dengan tetap mengutamakan aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. Dengan pendekatan ini, kami yakin mampu mewujudkan visi _Zero Harm_ dan _Zero Loss_,” ujar Eko.
General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIP Nusra, Yasir, menegaskan bahwa inspeksi ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga kelancaran dan keamanan infrastruktur kelistrikan PLN dalam proses transisi energi.
“Banyak pihak yang terlibat dalam pengawasan pengembangan PLTP ini. Oleh karena itu, kami memastikan bahwa seluruh proses berjalan dengan aman dan sesuai dengan standar yang berlaku,” ujar Yasir.
Dari sisi keamanan, PLTP Mataloko telah menerapkan sistem pemantauan ketat untuk mengurangi risiko terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Langkah-langkah seperti kontrol emisi gas dan pengolahan limbah geothermal juga diterapkan guna memastikan tidak ada dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan ekosistem setempat.
Menurut peneliti geothermal dari Institut Teknologi Bandung, Ali Ashat, pengelolaan panas bumi memiliki standar keamanan tinggi dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
“Selain memberikan stabilitas listrik, PLTP terbukti aman digunakan di daerah pemukiman. Studi dari berbagai negara menunjukkan bahwa energi panas bumi dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa merusak ekosistem setempat,” jelas Ali Ashat.
PLN UIP Nusra dan PLN UIW NTT terus berkomitmen menjaga keberlanjutan pengembangan energi panas bumi yang ramah lingkungan melalui inspeksi rutin dan penerapan standar keamanan ketat. Di bawah bimbingan dan pengawasan Ditjen EBTKE, sejak 2012 hingga 2025, PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur telah sukses mengoperasikan Pembangkit Panas Bumi di Manggarai, NTT dengan kapasitas terpasang 4 x 2,5 MW secara aman selama 2.936.275 jam. Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan ketahanan operasional yang tinggi, tetapi juga mengantarkan PLN meraih penghargaan _Zero Accident_ dari Kementerian Tenaga Kerja RI, menegaskan dedikasi perusahaan dalam memastikan keselamatan kerja dan keandalan energi bersih bagi masyarakat.***