LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – Sebanyak 116 Jiwa warga Desa Jontona terpaksa mengungsi secara mandiri di Desa tetangga bahkan sampai ke kota Lewoleba karena khawatir dan cemas terhadap Erupsi Ili Lewotolok yang disertai dengan bunyi gemuruh.Intensitas hujan yang terus mengguyur Kabupaten Lembata dari pagi hingga malam ini mengkhawatirkan warga terdampak Erupsi Ili Lewotolok dan banjir lahar dingin yang ada di Desa Jontona Kecamatan Ile Ape Timur.

Niko Watun Camat Ile Ape Timur kepada Lidik News. Com, Minggu malam (10/03/24) menyampaikan bahwa saat ini sudah sebanyak 116 Jiwa, 44 KK warga Desa Jontona mengungsi secara mandiri.

“Mereka mengungsi karena khawatir dan cemas terhadap situasi gunung, bunyi gemuruh yang besar dan intensitas hujan yang masih terus meningkat dari pagi hingga malam ini, ” ujar Camat Niko Watun.

Ia menjelaskan, pihaknya bersama Rantai Komando Siaga dalam gugus tugas bencana telah berada di lokasi Desa Jontona Kecamatan Ile Ape Timur untuk terus memantau perkembangan.
Turut hadir dalam pantauan situasi terkini oleh Wakapolres Lembata Komisaris Polisi Abd Basith Algadri, S. Sos, M. M.,guna memastikan situasi dan perkembangan terakhir yang ada di Desa Jontona Kecamatan Ile Ape Timur.

“Saat ini kami dari pihak Kecamatan Ile Ape Timur,Wakapolres Lembata,BPBD, Basarnas, Pemerintah Desa Jontona dan Kepala Desa Todanara ada di Desa Jontona, ” terang Camat Niko Watun.
Camat Niko Watun mengatakan armada Dump Truck milik Basarnas telah disiagakan di Desa Jontona apabila urgen maka bisa digunakan untuk memobilisasi masyarakat.

“Masyarakat jangan panik dan tetap memantau situasi dan perkembangan gunung Ili Lewotolok, jika masyarakat merasa tidak nyaman segera mengungsi secara mandiri, ” tegas Camat Niko.
Tak hanya itu, Camat Niko juga menjelaskan terhadap warga yang melakukan pengungsian secara mandiri berada di Desa Watodiri (5 KK 6 Jiwa), Podu (1 KK 4 Jiwa) , Desa Muruona (1 KK 3 Jiwa) , Desa Kolontobo (1 KK 3 Jiwa) dan di kota Lewoleba (10 KK 24 Jiwa).
“Sekitar pukul 18.40 WITA bunyi gemuruh sangat kuat membuat warga cemas dan tidak tenang serta langsung memutuskan untuk mengungsi secara mandiri, “tutup Camat Niko Watun.
Lebih lanjut dikatakan Camat Ile Ape Timur bahwa saat ini belum ada kejadian yang menonjol namun secara psikologi masyarakat merasa cemas terhadap Erupsi Ili Lewotolok disertai dengan banjir lahar dingin yang akan mengancam Desa Jontona dan Todanara sesuai rekomendasi oleh Badan Pusat Vulkanologi Bandung, serta peningkatan status Ili Lewotolok dari Level II Waspada menuju Level III Siaga.*(red)




















