LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – Kelangkaan BBM jerat macetnya arus transportasi penyeberangan pelayaran bagi masyarakat Lembata. Keluhan Bahan Bakar Minyak bersubsidi bagi para pelaku jasa pelayanan pelayaran mengalami kelangkaan. Peristiwa ini sangat memiluhkan bagi penggunaan jasa dalam mendapatkan pelayaran dari Kabupaten Lembata menuju Pelabuhan Flores Timur. Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ibnu Umar, Captain Kapal Motor Lembata Jaya 02, Sabtu (22/11/2025) mengatakan bahwa situasi yang dialami oleh pelaku pelayanan pelayaran tidak mendapatkan BBM bersubsidi jenis solar dari SPBU di Kabupaten Lembata.
“Kami tidak dapat BBM subsidi dan bahkan kami sering beli dari pengecer. Harganya sangat melambung jauh dan mengalami tingkat kerugian dalam pelayanan pelayaran ini. Tak hanya itu, hari ini kami tidak beroperasi melayani masyarakat lagi karena kesulitan BBM, ” ujarnya.
Ibnu Umar mengungkapkan, Kapal Motor Lembata Jaya 02 tidak melakukan operasi diakibatkan tidak mendapatkan pasokan BBM bersubsidi jenis solar.
Selain itu, urat nadi pelayanan pelayaran di Kabupaten Lembata menjadi penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi serta melayani kebutuhan bagi masyarakat Lembata.
“Pihaknya meminta pemerintah Kabupaten Lembata agar kembali memperhatikan pelayanan BBM bersubsidi bagi kami dalam melayani kebutuhan masyarakat, ” tegasnya.
Ia (Ibnu) mengurai, selama ini pihaknya sering mendapatkan pelayanan pengisian BBM subsidi lewat para agen di SPBU Kabupaten Flores Timur, akan tetapi, untuk di Kabupaten Lembata kami tidak mendapatkan pelayanan BBM subsidi jenis solar.
Lebih jauh di sampaikan Ibnu, pihaknya untuk sementara tidak melakukan pelayanan pelayaran akibat kelangkaan BBM subsidi jenis solar.
“Pemerintah Kabupaten Lembata segera mengambil langkah dan untuk kami pelaku pelayanan pelayaran harus mendapatkan kuota khusus BBM subsidi jenis solar. Sebentar lagi kita menghadapi situasi Natal dan Tahun Baru. Jika pada sampai menuju hari besar Natal dan Tahun Baru kami tidak mendapat pelayanan BBM subsidi jenis solar, maka, kami tidak akan melakukan pelayanan bagi masyarakat Lembata, “tutup Captain Ibnu penuh harap.
Persoalan ini sontak memantik berbagai pertanyaan publik tentang kuota BBM bersubsidi bagi kami pelaku pelayanan pelayaran. Resikonya sangat besar, jika masih berlarut dan tenggelam seakan mencekam rasa pilu yang dalam bagi masyarakat yang akan membutuhkan jasa pelayaran. ***(tim/red)




















