LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – Kepala kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Lewoleba diduga melakukan pelecehan seksual terhadap LLW (23) sekitar pukul 20.21 Wita di Kantor Unit BRI Lewoleba.
Korban langsung menuju ke kantor polisi untuk melaporkan aksi bejat oleh kepala BRI Unit Lewoleba.
Menurut Maksi Lelang Wayan keluarga korban mengatakan, kejadian ini terjadi sekitar pukul 20.21.Wita dan keluarga langsung mendatangi kantor BRI Unit untuk bertanya siapa nama kepala itu.
“Saat bertanya di satpam yang piket, saat itu ada satu pegawai yang mengarahkan untuk mengisi buku tamu, saat bertanya nama kepala itu satpam tidak memberitahu nama kepala BRI, “ujar Maksi.
Reaksi cepat keluarga korban langsung menuju ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian itu.
Pengakuan LLW bahwa saat itu hendak lembur di kantor namun saat melakukan penyetoran kepala BRI Unit Lewoleba diduga memegang kemaluan korban.
Kata maksi, korban menangis dan menelpon bapaknya bahwa kepala BRI Unit Lewoleba telah melakukan aksi bejatnya terhadap LLW.
Sontak menghebohkan masyarakat Lembata bahwa seorang kepala BRI Unit Lewoleba diduga melakukan aksi yang tidak bermoral tersebut.
Menurut LLW selama ini Kepala BRI Unit lewoleba biasa pegang paha dan berakhir memegang kemaluan korban.
“Bos main gila jangan begitu terlalu berlebihan, lanjut kepala BRI Unit lewoleba, kalau tidak mau main gila besok tidak usah kerja dengan saya dan korban pun kembali ke rumahnya dan melaporkan peristiwa ini ke orang tua korban, “terang LLW.
Untuk membenarkan peristiwa ini, korban langsung mengambil barang bukti berupa CCTV di kantor Unit BRI Lewoleba Kabupaten Lembata, NTT.
Terlapor Berinisial ATA kini telah di laporkan di Mapolres Lembata dengan Nomor laporan polisi : 141/11/2024/SPKT RES LEMBATA/POLDA NTT/TGL 18-11-2024.
Kami keluarga besar merasa tercoreng atas prilaku bejat yang diduga mencoreng nama baik keluarga, keluarga meminta padan pihak Polres Lembata untuk berdiri tegak melakukan proses hukum yang berlaku.
“Ini harus ditandatangani dan di proses, jangan sampai ada korban lain selain anak kami, ” tutup Maksi penuh harap. ***