LIDIK NEWS.COM | MAUMERE – Sekelompok masyarakat yang berjumlah kurang lebih 10 orang di Kabupaten Sikka mendatangi Istana Keuskupan Maumere pada Kamis (24/03) sekitar pukul 17.00 WITA. Mereka membawa serta dua baliho yang masing-masingnya bertuliskan “Bubarkan Truk-F” dan “Kembalikan Fungsi Truk-F”.
Kedatangan mereka ke Istana Keuskupan Maumere guna bertemu uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr. Namun, mereka gagal bertemu Yang Mulia Uskup Maumere karena sedang sibuk.
Paul Pa,u, salah satu masyarakat Kabupaten Sikka yang datang ke Istana Keuskupan Maumere sore itu kepada wartawan menjelaskan kedatangan mereka ingin berdiskusi dengan Yang Mulia Bapak Uskup Maumere terkait sejumlah masalah kemanusiaan yang sedang ditangani lembaga Truk-F Maumere.
Menurut Paul, masalah-masalah yang ditangani Truk-F selalu bermuara pada pengadilan sehingga menimbulkan persoalan baru.
“Bagi kita penyelesaian masalah secara hukum positif akan menimbulkan persoalan baru karena tidak ada jaminan kepastian terhadap korban korban ini, korban kekerasan seksual terhadap anak, perempuan. Sehingga kita berharap bertemu Bapak Uskup ini untuk mengevaluasi kembali manajemen Truk-F yang sedang berjalan, dan kita tetap mendukung keberadaan Truk-F dengan reformasi yang lebih baru lebih enerjik dan kepada sasaran pendampingan yang lebih jelas terhadap remaja, terhadap ibu ibu rumah tangga itu ada pencerahan, pendidikan, pemberdayaan dan penguatan ekonomi dan kapasitas sehingga tidak semua soal harus berakhir di jeruji, harus diselesaikan di pengadilan,” kata Paul.
Ditegaskan Paul juga bahwa tuntutan membubarkan Truk-F adalah akhir dari tuntuan sebagai yang ekstrim.
“Kita tidak bisa tuntut yang muluk-muluk, kita tuntut yang lebih ekstrim jika membenahi pun sulit ya bubarkan baru bentuk baru. Bahwa harus ada lembaga pengontrol wajib, dan kita perlu ada lembaga lembaga masyarakat untuk mengontrol persoalan persoalan sosial kemasyarakatan itu penting tetapi tidak dijadikan ajang untuk kita mendapatkan satu dan lain hal,” tegas Paul.
Paul juga berharap agar lembaga Truk-F harus lebih persuasif dan fokus pada pencegahan.
“Kita lebih berharap pada pendekatan persuasif, pencegahan juga kita butuh, banyak masyarakat kota kita ini juga tercemar juga dengan hal hal kekerasan seksual bagi kita adalah kekerasan tapi bagi mereka (red: masyarakat) adalah kekerasan banyak versi orang melihat hal hal seperti ini” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Keuskupan Maumere, RD. Epi Rimo menyampaikan bahwa akan mengagendakan waktu agar kelompok masyarakat yang menuntut pembubaran Truk-F bisa bertemu dan berdialog dengan Yang Mulia Bapak Uskup Maumere.
“Saat ini Yang Mulia Bapak Uskup Maumere ada rapat persiapan untuk misa pembukaan Sinode hari Jum’at (25/03) sehingga nanti kita agendakan waktu untuk teman teman bisa bertemu dan berdiskusi dengan Yang Mulia,: kata RD Epi Rimo.
Sementara itu, Koordinator Truk-F, Suster Ika belum bisa dihubungi baik melalui telepon seluler maupun pesan WhatsApp.*(Arnol)