LIDIK NEWS. COM | JAKARTA – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) menempati posisi teratas sebagai pasangan yang akan dipilih dalam pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur NTT apabila pemilu dilakukan hari ini. Keunggulan elektabilitas tertutup pasangan dengan tagline Manyala Kaka ini terpotret dalam survei terbaru yang dirilis Lembaga Survei Indikator.
Indikator melakukan survei pada tanggal 28 September – 5 Oktober 2024 dengan 2.720 responden. Tingkat toleransi kesalahan atau margin of error sekitar plus minus 2,6% pada tingkat kepercayaan 95%.
“Pada simulasi tiga pasangan calon, pasangan Ansy-Jane menempati urutan pertama dengan persentase suara 36,6%. Lalu, pasangan Emanuel Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma (Melki-Johni) pada posisi kedua dengan 27,4%, dan pasangan Simon Petrus Kamlasi-Andrianus Garu (Kamlasi-Garu) dengan 23,9%,” ucap Pendiri dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D dalam rilis temuan survei yang dilakukan melalui zoom, Rabu (09/10/2024).
Burhanuddin mengatakan perbedaan suara Ansy-Jane dan Melki-Johni sebesar 9,2%. Sementara, perbedaan suara Melki-Johni dan Kamlasi-Garu tergolong tipis, yaitu 3,5%. Sisanya, sebanyak 12,1% adalah responden yang masih mengambang karena belum menentukan pilihan.
“Survei ini adalah survei terbaru setelah ada kepastian siapa calon gubernur dan wakil gubernur yang bertarung. Karena itu, hasil survei ini menarik,” terang Burhanuddin.
Menurutnya, dalam pertanyaan terbuka secara spontan Top of Mind siapa yang akan dipilih sebagai Gubernur NTT pun, nama Ansy Lema menduduki peringkat atas dengan persentase 20,4%. Melki menduduki posisi kedua dengan 16,4%, kemudian diikuti Kamlasi menempati posisi ketiga dengan 14,4%.
Terkait alasan memilih calon gubernur, alasan teratas adalah perhatian pada rakyat, di mana Ansy mendapatkan perolehan suara 31,8% dan Melki sebesar 24,6%. Sementara, Kamlasi sebesar 12,6%. Kamlasi mendapatkan kategori tertinggi untuk pertimbangan putra daerah dengan persentase mencapai 34,6%.
“Sementara ini, pasangan Ansy-Jane unggul dari para pesaingnya dan berpeluang menang. Pertarungan masih ketat. Pertarungan antar tiga calon ini akan sampai di ujung karena selisihnya relatif tipis,” jelas Burhanuddin.
Pengamat Politik Universitas Nusa Cendana Yohanes Jimmy Nami mengungkapkan, hasil survei ini merupakan refleksi dari kerja-kerja politik tiap pasangan calon. Yang menjadi menarik adalah pasangan wakil dari tiga calon yang berkompetisi.
Menurut Jimmy, pasangan Kamlasi-Garu sudah pasti sejak awal sehingga persepsi terhadap pasnagan ini sudah ada. Lalu, pasangan Melki-Johni yang mengalami cukup dinamika. Bermula berpasangan dengan Jane lalu tidak jadi, kemudian akhirnya berpasangan dengan Johni.
Lalu, pasangan Ansy-Jane. Sampai mendekati proses penetapan, wakil Ansy tidak banyak diperbincangkan. Beliau termasuk cukup kalem untuk menentukan siapa yang diusung menjadi wakil Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tersebut.
“Ternyata di akhir berpasangan dengan Jane. Berdasarkan hasil survei, ini jadi energi positif bagi Ansy Lema. Injeksi politik pasca ditetapkan dan masuk bergandengan dengan Ansy Lema memberikan rasa tersendiri bagi masyarakat,” terangnya.
Di sisi lain, Pakar Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana Rudi Rohi menambahkan, survei terbaru Indikator ini mencerminkan kondisi empiris yang terjadi. Di survei-survei sebelumnya, Ansy Lema ketika belum memiliki pasangan, elektabilitasnya di bawah Melki.
Namun, ketika berpasangan dengan Jane, elektabilitas Mantan Juru Bicara Ahok itu berada di atas. Apalagi, melihat pada data, para pemilih dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ternyata sebagian besar memilih pasangan Ansy-Jane dengan angka 56,8%.
“Kita ketahui bahwa PSI itu koalisinya ke Melki. Tapi ternyata para pendukung PSI justru memilih Ansy-Jane. Ini mencerminkan kondisi nyata yang ada di lapangan seperti apa,” pungkas Rudi.***