LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – KISAH TRAGIS, IBU hamil di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kini terpaksa harus dirujuk ke RSUD Hendrik Fernandez, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Sudah lebih dari sebulan, ibu-ibu hamil terpaksa dirujuk dari RSUD Lewoleba, karena Rumah Sakit tersebut ketiadaan dokter ahli kandungan.
Ada dua dokter ahli kandungan yakni Dokter Jimi Sunur, mengundurkan diri karena maju menjadi Bupati Lembata.
Sedangkan Dokter Maria Florebtina Ina Tukan, tengah menjalani proses pengunduran diri PNS dengan alasan keluarga.
Direkrut RSUD Lewoleba, Yosep Freinademetz Paun, dikonformasi media, Jumad (30/8/2024), membenarkan pihaknya terpaksa merujuk pasien ibu hamil ke RSUD Larantuka karena ketiadaan dokter ahli kadungan.
“Kemarin dokter Ina ada kegiatan seminar, sudah kembali, beliau sementara proses pengunduran diri dr PNS dengan alasan keluarga. Dalam proses tersebut tetap menjalankan tugas seperti biasa sampai ada SK,” ujar Direktur RSUD Lembata, Yosep Freinademetz Paun.
Sedangkam Dokter Jimi Sunur terlebih dahulu mengundurkan diri dari ASN dengan alasan maju sebagai calon Bupati Lembata 2024.
Ia mengatakan, pihak RSUD sedang berpsoses mencari dokter kandungan. Ia pun meminta dukungan doa dalam upaya pencarian dokter ahli kandungan itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Dokter Geril Huar Noning dikonfirmasi media membenarkan adanya upaya Pemerintah mencari dokter ahli kandungan.
“Direktur RSUD sedang menjajaki kerjasama dengan Universitas Hasanudin Makasar dan Universitas Brawijaya Malang, agar dapat ditempatkan dokter SpOG /residen di RSUD,” ujar Kadis Kesehatan Lembata, Dokter Geril Huar Noning.
Ratusan Ibu Hamil Dalam Sebulan
Sejumlah Bidan Desa di Kabupaten Lembata, menjelaskan, dalam sebulan, pihaknya menangani ratusan ibu hamil.
Ketiadaan dokter ahli kandungan menyebabkan para bidan desa harus menguras energi lebih banyak untuk membawa pasien ibu hamil itu nyeberang ke kota Larantuka guna menjalani rujukan.
“Saat ini misalnya, ibu hamil di Desa dipaksa untuk rujuk ke RSUD Lewoleba saja sulit sekali. Sekarang mau rujuk ke Larantuka, kami harus ekstra keras,” ungkap salah seoranf Bidan di Kota Lewoleba.
“1 bulan bisa ada ratusan ibu hamil di dua Kecamatan di wilayah Kedang. Ibu beresiko dan resiko tinggi wajib ditangani ahli kandungan. Kalau yang normal tidak masalah dan bisa ditangani,” ungkap sang bidan.
Penjabat Bupati Instruksikan Dokter Ina Tetap Jalani Tugas
Ketiadaan dokter ahli kandungan di RSUD Lembata memantik perhatian penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapobali.
Penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapobalipun angkat bicara. Menurut Tapobali, pengunduran diri Dokter Ina dari ASN, setelah Dokter Jimi Sunur, masih belum diproses sebab diperlukan pertimbangan teknis dari Kemenkes RI.
“Ina ada ajukan surat pengunduran diri. Tapi kami belum proses karena harus mendapt pertimbangan teknis dari Kemenkes terlebih dahulu. Soalnya ybs pernah dibiayai dari APBN. Jadi untuk sementara waktu, ybs harus tetap melaksanakan tugas sebagai ASN,” ujar Tapobali.
Meski disarankan untuk tetap menjalankan tugas sebagai ASN, kini pihak RSUD Lewoleba tetap merujuk pasien ibu hamil ke RSUD Larantuka di Kabupaten Flores Timur. ***