LIDIK NEWS.COM | LARANTUKA – Perusahaan kopra putih, PT. Surya Pertiwi Agrojaya (SPA) yang beralamat di Kelurahan Weri, Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim) kembali mengekspor produk kopra putih.
Sebelumnya, perusahaan kopra putih di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini telah mengekspor kopra putih reguler ke India dari Pelabuhan Larantuka.
Lukman Riberu selaku Komisaris PT. Surya Pertiwi Agrojaya (SPA) saat melepas ekspor kopra putih asalan di Pelabuhan Larantuka, Senin (24/1/2022) mengapresiasi kerjasama yang selama ini berjalan bersama para petani di Flores Timur.
Lukman menyebutkan, hadirnya PT. SPA ingin meningkatkan harga kelapa bulat yang selama ini cuma dibeli dari petani dengan harga sekitar Rp.1200 hingga Rp.1700 per butirnya.
“Kami ingin menyejahterakan para petani kelapa di Flores Timur (Flotim) dengan membeli kelapa dengan harga minimal Rp.2.400 per butirnya,” ungkapnya.
Lukman menambahkan, kehadiran PT.SPA ingin memberikan warna baru dengan mengirimkan produk setengah jadi dari kelapa yang selama ini menjadi salah satu komoditi andalan di Flores Timur.
Selama ini kata dia, pengusaha hanya membeli kelapa gelondongan dan kopra hitam dari tangan petani untuk dikirim ke Pulau Jawa guna diolah menjadi produk setengah jadi atau bahkan jadi untuk diekspor.
Saat pelepasan ekspor kopra putih di Pelabuhan Larantuka, Lukman menyebutkan ekspor ini sudah yang kedua kalinya dimana saat ini jumlahnya 13 ton lebih.
Beliau juga membantah pernyataan Bupati Flores Timur soal adanya kerjasama antara pemerintah daerah saat ekspor perdana kopra putih oleh PT.SPA.
“Pernyataan Bupati Flotim soal adanya kerjasama antara Pemda Flotim dan PT.SPA itu tidak benar. Bahwa ada dukungan dari pemerintah daerah itu wajar karena itu sesuai dengan perintah Presiden Jokowi,” ungkapnya.
Lukman katakan, Pak Jokowi meminta agar pemerintah daerah harus membuka diri dan memberikan dukungan kepada investor agar perekonomian masyarakat bisa meningkat.
Kalau kerjasama sebut dia itu tidak ada karena penyertaan modal dari pemerintah kabupaten Flores Timur tidak ada atau nol.
Dia tambahkan, kehadiran PT.SPA invin memberdayakan petani sebab selama ini harga kelapa yang dibeli dari tangan petani sangat murah.
“Saya sudah kasih tahu dengan Pa Icad agar kira jangan mengambil untung banyak. Biar untung sedikit yang petani bisa dapat untung banyak agar pendapatan petani bisa meningkat,” ungkapnya.
Lukman mengakui sebagai pemegang saham terbesar di PT.SPA dia sudah meminta agar usaha kopra putih harus menguntungkan petani dan petani juga bisa menjual langsung kelapa ke perusahaan ini.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang disampaikan Bapak Anton Doni Dihen soal kopra putih. Seharusnya selama ini pemerintah turun tangan melakukan intervensi memberdayakan petani, tapi itu tidak dilakukan,” pungkasnya.*(red)