LIDIK NEWS. COM | LARANTUKA – Di tengah hiruk pikuk kontestasi politik menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 27 November 2024 mendatang, Yohanis Fransiskus Lema atau yang lebih dikenal sebagai Ansy Lema menyempatkan diri berkunjung, bernostalgia ke Larantuka, tempat yang dijuluki sebagai Kota Reinha.
Kota yang terpisah laut, terhampar ratusan kilometer dari Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Kupang ini menyimpan kesan tersendiri bagi Calon Gubernur NTT nomor urut satu tersebut. Pijakan sejarah kehidupan ternyata pernah dialami oleh keluarga besar Ansy Lema di Ibukota Kabupaten Flores Timur ini.
“Saya ingat bahwa keluarga saya, opa-oma, bapak dan hingga beberapa adiknya itu, bahkan lahir di Larantuka, tinggal di Larantuka, di Boru Wulanggitang dan sebagainya. Saya kira keluarga besar saya dari garis keturunan bapak itu mulai dari anak kesekian sampai anak bungsu itu lahirnya di Flores Timur ini,” kata Ansy Lema di Larantuka, Kamis (10/10/24).
Dalam perjalanan nostalgianya ini, Ansy Lema bersama sang istri, Maria Immaculata Inge Nioty (Inge), menyempatkan diri mengunjungi Rumah Adat Lewo Waibalun, bertemu para tetua adat, bersilaturahmi untuk merajut kembali memori kehidupan keluarga besarnya di kota yang identik dengan tradisi keagamaan Samana Santa tersebut.
Raja Tuan Lewo Waibalun, Haning Balun, menyambut baik kedatangan Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu. Haning Balun menuturkan bahwa pertemuan ini adalah bentuk silahturahmi batin yang dilakukan Ansy Lema untuk mengenang kembali kehidupan keluarganya di Larantuka.
“Kehadiran kita semua di sini merupakan sebuah penghargaan bagi Kaka Ansy dan istrinya untuk melakukan silaturahmi. Orang tua dari Kaka Ansy sudah lebih dahulu berada di Flores Timur tepatnya di Lamaholot ini. Sehingga saya yakin sore hari ini kehadiran Kaka Ansy di Lewo, Lamaholot di Waibalun ini, merupakan suatu silahturahmi batin untuk merajut kembali kisah kehidupan kaka Ansy bersama dengan kita sebagai Ata Lewobalun,” tutur Haning Balun.
Pria kelahiran Kota Kupang itu lantas mengenang kembali penggalan-penggalan cerita keluarga besarnya di Kota Larantuka. Dirinya bercerita, kakeknya, Yohanes Lema, yang adalah seorang polisi dan pernah menjadi Kapolsek di Boru-Kemiri, Kecamatan Wulanggitang.
Ansy menceritakan bahwa Kakek Yohanes pada tahun 1959 dipindahkan dari Polres Waingapu Sumba Timur ke Polres Larantuka Flores Timur. Pada waktu itu, orang tua laki-laki Ansy Lema, yaitu Raymundus Lema (anak pertama Yohanes Lema), sudah duduk di kelas empat Sekolah Rakyat (SR) Katolik I Don Bosco Larantuka.
“Kemudian pada tahun 1963, Kakek Yohanes dipindahkan bertugas ke Polsek Boru-Kemiri Wulanggitang. Selain sebagai polisi, Kakek Yohanes juga akrab bergaul dengan para kepala desa dan tokoh masyarakat setempat,” terang Mantan Juru Bicara Ahok ini.
Selama pengabdiannya di kota wisata religi Bunda Maria ini, ketika tinggal di Boru-Kemiri Wulanggitang bersama istrinya, Helena Bui Teu Lema, lahirlah Gabriel Lema, anak ke-9 dan merupakan adik bungsu dari Raymundus Lema. Gabriel Lema saat ini adalah seorang Mayor Jenderal (Mayjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI), satu dari 33 Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat yang mendapat tugas baru sebagai Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI.
Ansy menuturkan bahwa sejarah kehidupan di Larantuka menghasilkan rintisan nilai-nilai kehidupan dalam keluarga besar Politisi PDI Perjuangan tersebut. Bagaimana hidup dalam keberagaman dan mengandalkan Tuhan dalam segala sesuatu selalu menjadi spirit yang dihidupkan.
“Keluarga besar kami, sesungguhnya mulai merintis, mulai menanamkan nilai-nilai kehidupan, saya kira juga lewat interaksi sosial dari Flores Timur, khususnya dari Kota Larantuka ini. Saya jujur sangat senang berada di sini,” ujar Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tersebut.***