LIDIK NEWS. COM | Bajawa, 29 Oktober 2025 — Kunjungan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) bersama rombongan wartawan NTT ke kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko (2×10 MW), Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Nua Wogo.

Desa Nua Wogo merupakan salah satu kampung adat yang berbatasan langsung dengan area pengembangan PLTP Mataloko. Dalam sambutannya, Tua Adat sekaligus Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Nua Wogo, Yohanes Baghi, menyampaikan apresiasi atas kehadiran PLN dan komitmen perusahaan yang terus membuka ruang dialog dengan masyarakat.
Yohanes menegaskan, masyarakat adat siap mendukung pengembangan energi panas bumi sepanjang pelaksanaannya dilakukan secara terbuka dan tetap memperhatikan kepentingan warga lokal.

“Kami yakin dan percaya, dengan adanya PLN kita bisa bekerja sama. Pemerintah dan PLN pasti sudah memikirkan yang terbaik bagi masyarakat. Selama ini komunikasi kami dengan pihak PLN dan kontraktor berjalan baik, terutama soal kesempatan kerja bagi anak-anak muda Wogo agar bisa ikut berkontribusi,” ujar Yohanes.
Ia menjelaskan, masyarakat adat terus berkoordinasi dengan kontraktor agar tenaga kerja lokal bisa lebih banyak terserap sesuai kemampuan mereka. Bahkan, Yohanes telah menyampaikan langsung kepada Gubernur NTT agar ke depan dibangun sekolah kejuruan yang berfokus pada energi panas bumi.
“Saya sudah usulkan agar ada SMK geothermal di daerah kami, supaya anak-anak Wogo bisa belajar, bekerja, dan memahami potensi energi ini dengan baik. Kami ingin ada orang Wogo yang menjadi pegawai geothermal agar bisa meyakinkan masyarakat bahwa ini proyek baik,” tambahnya.
Yohanes juga menyinggung potensi wisata budaya Desa Nua Wogo yang mulai terdampak penurunan kunjungan pascapandemi. Ia berharap kehadiran PLN dapat membuka ruang kolaborasi dalam mengembangkan potensi desa wisata berbasis edukasi budaya.
“Kami ini desa edu-wisata pertama di sini. Pengunjung yang datang bukan hanya menikmati pemandangan, tapi juga belajar tentang kehidupan, tradisi, dan arsitektur rumah adat kami. Kami ingin berkolaborasi dengan PLN agar Wogo bisa kembali ramai dikunjungi,” katanya.
Sementara itu, Manager Perizinan dan Komunikasi PT PLN (Persero) UIP Nusra, Bobby Robson Sitorus, menekankan pentingnya sinergi jangka panjang antara PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat adat. Menurutnya, kolaborasi yang berkelanjutan menjadi kunci agar manfaat pembangunan geothermal dapat dirasakan secara luas untuk membangun masyarakat sekitar dengan pendekatan budaya dan adat istiadat.
“Kolaborasi yang baik bukan hanya ketika pejabat datang untuk melihat fasilitas panas bumi lalu pulang, tetapi kita berharap mereka dapat berkontribusi nyata bagi masyarakat sekitar. Mereka bisa mengunjungi kampung adat Wogo yang ikonik ini, untuk itu kita bersama akan tetap menjaga nilai-nilai budaya lokal dalam proses pembangunan,” kata Bobby.
Dalam kesempatan lain, General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Rizki Aftarianto, menyampaikan apresiasi atas sambutan masyarakat serta menegaskan komitmen PLN untuk terus menjalankan prinsip transparansi dan kolaborasi dalam setiap tahapan proyek PLTP Mataloko.
“Kami sangat menghargai dukungan masyarakat adat Wogo dan seluruh warga di sekitar PLTP Mataloko. Bagi PLN, pembangunan energi bersih harus berjalan seiring dengan pelestarian budaya lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Rizki.
Narahubung:
Senior Manager Perizinan, Pertanahan, dan Komunikasi
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara
Bruly Victor Tarigan
(0370) 621732


















