LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – PASCA kejadian tindakan kekerasan penyiraman air keras (soda api) terhadap Meiya Chatlin Witak pelajar SMPN 1 Lewoleba pada Senin 14 Oktober 2024 pukul 6.70 Wita di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur terus mendapatkan respon publik masyarakat Lembata.
Kejadian itu sontak membangunkan warga masyarakat Lembata, pasalnya baru pertama kali untuk wilayah Provinsi NTT.
Aksi bejat pelaku akhirnya terendus oleh satreskrim polres Lembata yang bekerja cepat menangani kasus ini selama 6 jam berlalu.
Situasi tersebut menyusahkan kisah tragis bagi Meiya Chatlin Witak bersama keluarganya karena pelaku adalah kerabat dekatnya.
Rasa cinta dan simpati terus berdatangan bagi anak Meiya Chatlin Witak selalu korban penyiraman air keras (soda api).
Meiya Chatlin Witak adalah anak dibawah umur yang menjadi korban oleh aksi bejat yang dilesatkan pelaku.
Informasi yang dihimpun Lidik News. Com, hingga saat ini rasa cinta dari masyarakat Lembata terus berdatangan untuk membantu Meiya Chatlin Witak yang saat ini tengah menjalani masa penyembuhan di RSUP. Prof. dr. I. G. N. G. Ngoerah Bali.
Untuk diketahui, melalui pemerintah daerah kabupaten Lembata lewat kepemimpinan penjabat Bupati Paskalis Ola Tapo Bali, A. P. M. T., mengambil langkah cepat membantu korban dalam penanganan medis akibat penyiraman air keras (soda api) itu.
Pj Bupati Tapo Bali memberikan arahan kepada Kepala Bank NTT Cabang Lewoleba, Egbert Balukh untuk membangun komunikasi marathon membantu Meiya Chatlin Witak dengan membuka donasi lewat rekening Bank NTT.
Hingga saat ini donasi terus meningkat dari awal pembukaan rekening itu, tercatat perhari ini, donasi itu mencapai angka Rp. 60.189.000.
Segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten Lembata dan juga masyarakat Lembata adalah sebuah bentuk rasa cinta kepada Meiya Chatlin Witak karena apapun itu, Meiya Chatlin Witak adalah anak Lembata yang harus diperhatikan.
Kejadian tragis ini menyita perhatian publik Lembata dan memanggil para pemerhati kemanusiaan dan sosial untuk terus memberikan donasinya kepada Meiya Chatlin Witak.
Informasi yang ditelusuri oleh media ini, Meiya Chatlin Witak korban penyiraman air keras (soda api) masih berada di Bali untuk menjalani masa perawatan serius dari Tim dokter ahli di RSUP. Prof. dr. I. G. N. G. Ngoerah Bali. ***