LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – MEIYA Chatlin Witak usai menjalani operasi tahap 1 di RSUP. Prof. dr. I. G. N. G. Ngoerah Bali dipastikan bisa dipulangkan sambil menunggu perkembangan karena masih mendapatkan perawatan intens oleh dokter ahli. Minggu (20/10/2024)
Meiya Chatlin Witak korban penyiraman air keras oleh pelaku bejat yang tidak memiliki hati nurani itu mendapatkan proses penanganan oleh Tim medis dan para dokter secara marathon di RSUP. Prof. dr. I. G. N. G. Ngoerah Bali.
Informasi yang dihimpun Lidik News. Com, melalui Yanri Tamonob keluarga yang mendampingi Meiya Chatlin Witak dalam pesan whatsapp Sabtu siang (19/10/2024) mengatakan bahwa kondisi Meiya Chatlin Witak sudah membaik pasca kisah tragis itu.
“Meiya sudah jalani operasi tahap 1 dan masih dalam penanganan dokter ahli, untuk saat ini Meiya belum bisa pulang ke Lembata, dia masih dirawat dan kami di jemput oleh paguyuban Lembata di Bali“ terang Yanri.
Sementara itu, kondisi Meiya Chatlin Witak masih serius ditangani oleh Tim dokter RSUP. Prof. dr. I. G. N. G. Ngoerah Bali dan untuk saat ini akan dibantu oleh paguyuban Lembata di Bali.
“Sejak kedatangan, kami dijemput oleh Bapak Simon Ketua paguyuban Lembata di Bali sampai usai operasi tahap 1,”imbuh Yanri.
perawat pendamping dari RSUD Lewoleba yang di ikutkan dalam pengobatan Meiya Chatlin Witak di RSUP. Prof. dr. I. G. N. G. Ngoerah Bali mengatakan, saat tiba sekitar pukul 15.20 Wita korban langsung ditangani oleh Tim dokter dan dilakukan operasi Amnion graft pukul 23.00.Wita.
Menurutnya, Visite dokter yang merawat Meiya siang ini diperbolehkan pulang tak hanya itu keluarga korban difasilitasi oleh paguyuban Lembata (Simon) yang ada di Bali sambil menunggu kontrol kembali ke dokter yang dijadwalkan Kamis 24 Oktober 2024.
“Kornea mata Meiya Chatlin Witak sudah rusak, operasi pemasangan amnion graft bertujuan agar tidak terjadi kebocoran di matanya dan bukan untuk memulihkan penglihatan,”ungkap Yanri melanjutkan penjelasan dokter.
Yanri mengatakan kondisi mata Meiya Chatlin Witak dalam kerusakan level 4 dan telah terjadi kerusakan pada jaringan mata hingga menurut dokter membutuhkan waktu sampai 3 tahun untuk pembentukan sel baru di mata.
Kita berharap, agar peristiwa yang telah menimpa Meiya Witak mendapatkan sebuah keajaiban besar dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan segala proses pengobatan Meiya Chatlin Witak bisa berjalan lancar dan mendapatkan uluran tangan dari berbagai pihak pemerhati kemanusiaan.
“Terimakasih masyarakat Lembata dan pemerintah daerah kabupaten Lembata yang telah memfasilitasi keluarga hingga bisa berproses sampai di RSUP. Prof. dr. I. G. N. G. Ngoerah Bali, seluruh kebaikan ini kami atas nama keluarga tak bisa membalas dengan apapun, doakan kami agar dalam proses pengobatan Meiya Chatlin Witak mendapatkan kemudahan, “tutup Yanri. ***