LIDIK NEWS. COM | LEMBATA – Penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali, A. P. M. T., bersama rombongan menghadiri acara peletakkan Batu pertama pembangunan rumah situs 7 Maret 1954 di desa Hadakewa. Ada Tiga batu memberikan nilai peradaban yang besar di Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dihimpun Lidik News. Com, Jumat petang (11/10/2024), acara peletakkan Batu pertama pembangunan rumah situs 7 Maret 1954 itu dalam tajuk merangkai nilai sejarah yang mendalam bagi para pendiri dan pencetus otonomi daerah Kabupaten Lembata hingga mendapatkan dukungan dari keuskupan Larantuka melalui yang mulia uskup Larantuka bersama jajarannya dengan menghibahkan tanah untuk pembangunan rumah situs 7 Maret 1954 di Kabupaten Lembata.
Kunjungan oleh putra asal desa Lamadale Kecamatan Lebatukan yang saat ini menduduki jabatan sebagai penjabat Bupati Lembata didampingi, DPRD Lembata, romo deken dan ketua yapenduklem serta jajaran Forkopimda dan pimpinan OPD menjadi makna yang besar dalam perayaan peringatan hari jadi Kabupaten Lembata yang ke-25.
Meski di tengah kesibukannya, orang nomor satu Lembata itu, menyempatkan diri dalam agenda penting merangkai tonggak sejarah berdirinya Kabupaten Lembata di rumah situs 7 Maret 1954 Kecamatan Hadakewa Kabupaten Lembata, NTT. Turut hadir keluarga para pejuang dan pendiri otonomi daerah Kabupaten Lembata untuk mengambil bagian dalam peletakkan batu pertama rumah situs 7 Maret 1954 di desa Hadakewa Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata.
Penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali, A. P. M. T., dihadapan rombongan menyampaikan, sesuai agenda hari ini, kita akan meletakkan batu pertama pembangunan rumah situs 7 Maret 1954 di desa Hadakewa Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata memperingati HUT OTDA ke-25 dan menjadi sebuah sub, tema besar, salah satunya adalah proses perjalanan sejarah otonomi daerah Kabupaten Lembata yang telah diberikan oleh para pejuang otonomi daerah Kabupaten Lembata.
“Kita perlu menata kembali sebuah tanda perjuangan untuk mengenang para pejuang otonomi daerah ini, karena dari sinilah statement 7 Maret 1954 itu tercetus, selalu kita peringati dan bacakan di setiap tanggal 12 Oktober dalam HUT otonomi daerah Lembata, “ujar Pj Bupati Lembata.
Ia menuturkan bahwa sejak dulu rencana pembangunan rumah situs 7 Maret telah direncanakan namun belum ditunaikan hingga di tahun 2024 ini baru bisa dimulai dalam sebuah konsep pembangunan rumah situs ini melalui sayembara dengan mengangkat nilai sejarah dan budaya Kabupaten Lembata.
Hadakewa Kecamatan yang memberikan cikal bakal pencetus daerah otonomi baru di Kabupaten Lembata pada tahun 1999 silam hingga saat ini di usianya yang ke-25 dalam pesta peraknya.
“Tanah ini, dulunya dihuni oleh almarhum guru Petrus Gute Betekeneng sebagai rumah atau tempat rapat akbar pada saat itu, dalam cerita sejarah partai Masyumi dan masyarakat berkumpul di tempat ini berkomitmen dan bersepakat untuk mengakhiri sebuah perpecahan kita masyarakat lomblen saat itu, sehingga ada pidato terkutuklah orang-orang yang menyebabkan perpecahan diantara kita, “urainya.
Olehnya itu, sebagai putra daerah, kami berpikir untuk memberikan sumbangan bagi daerah ini, bagaimana kita mengetahui dan memberikan literasi kepada masyarakat kita bahwa Hadakewa itu adalah tempat bersejarah lahirnya statement 7 Maret kemudian menjadi cikal bakal otonomi daerah kita, maka perlu ada rumah situs itu dalam sebuah peristiwa sejarah penting bagi Kabupaten Lembata.
Untuk diketahui, ada Tiga batu yang secara bersama terlihat di hadapan kita memiliki unsur dan nilai yang memiliki makna besar, diantaranya adalah batu pertama akan dijelaskan tentang sebuah cerita singkat sejarah munculnya statement 7 Maret 1954, batu kedua akan diletakkan parasati yang bertuliskan 7 Maret 1954 dan batu ketiga akan dituliskan memorandum tahun 1999 otonomi daerah Kabupaten Lembata.
“Aneh bin Ajaib, Sesuatu yang tidak disangka bahkan diluar nalar kita adalah pada batu yang berada di tengah, jika dilihat dari letaknya pada PETA secara GPS di titik itu membagi wilayah Lembata seimbang kearah barat 40 km, arah timur, 40 km, utara 15 km, selatan 15 km, selaras dengan nama Lebatukan yang artinya Leba itu memikul dan tukan itu artinya di tengah-tengah, jadi orang Lebatukan yang berdiri dan memikul di tengah-tengah sehingga berjalan lurus, “terang Pj Paskalis Tapo Bali.
Kata Pj Bupati Lembata, melanjutkan, Atas nama pemerintah daerah kabupaten Lembata memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada pihak keuskupan Larantuka wabil khusus yang mulia uskup bersama jajarannya yang telah menghibahkan tanah untuk pembangunan rumah situs 7 Maret 1954 di desa Hadakewa Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata.
Usai dalam sambutannya, Penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali, didampingi romo deken, ketua yapenduklem, DPRD Lembata, keluarga pejuang otonomi daerah Kabupaten Lembata, pimpinan Bank, Forkopimda, pimpinan OPD dan Camat Lebatukan serta para kepala desa mengabadikan momentum akbar itu dalam peletakkan batu pertama sebagai sebuah simbol nilai peradaban di bumi sembur paus dengan mengambil bagiannya masing-masing dalam peletakkan batu pertama itu. ***