LIDIK NEWS. COM | LEWOLEBA, Prokompimkablembata – Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, mencatat sejarah baru dengan menyelenggarakan peringatan Hari Toleransi Internasional untuk pertama kalinya.
Acara akbar ini dipusatkan di Taman Kota Swaolsa Titen pada Minggu, 16 November 2025, merupakan hasil kolaborasi antara Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lembata dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lembata.
Inisiatif ini menandai komitmen kuat daerah dalam menjaga dan memperkuat nilai-nilai kerukunan antarumat beragama.
Peringatan Hari Toleransi Internasional yang ke-80 ini, diawali dengan parade karnaval toleransi lintas agama yang meriah.
Peserta karnaval bergerak dari Patun Anton Enga Tifaona, Simpang Lima Wangatoa, menuju Taman Kota Swaolsa Titen.
Berbagai perwakilan etnis, kelompok kategorial, dan utusan sekolah se-Kota Lewoleba turut ambil bagian, menciptakan pemandangan keragaman yang indah.
Tak hanya itu, acara ini juga dimeriahkan oleh kehadiran tokoh lintas agama, paguyuban pengurus Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia, Forum Pemuda Lintas Agama (Pelita), serta penampilan atraktif dari marching band pelajar SMP.
Mengusung tema ‘Bertindak Sekarang untuk Dunia yang Damai,’ peringatan ini menekankan bahwa toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Lembata adalah modal utama dalam mewujudkan kehidupan yang aman, damai, dan menuju kesejahteraan bersama.
Tema ini selaras dengan Hari Perdamaian Internasional yang juga mengusung tema serupa, menyerukan aksi nyata untuk perdamaian dunia.
Bupati Lembata, P. Kanisius Tuaq, yang diwakili oleh Kaban Kesbangpol, Kanis Making, dalam sambutannya menegaskan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan kesempatan untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan, dan saling menghargai dalam keberagaman.
Bupati menekankan bahwa Indonesia, khususnya Kabupaten Lembata, adalah rumah besar bagi masyarakat dengan beragam suku, agama, ras, dan budaya. Keberagaman inilah yang menjadi kekuatan dan kekayaan sosial budaya bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati melalui Kepala Kesbangpol mengajak semua pihak untuk menjaga persatuan dan kesatuan, menumbuhkan sikap saling menghormati, membuka ruang dialog, serta menolak segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.
“Perbedaan bukan sebagai pemisah, melainkan perekat yang memperkuat harmoni sosial di antara kita,” tegas Bupati, menyerukan pengamalan nilai-nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika.
Pemkab Lembata berkomitmen untuk terus mendorong suasana damai, inklusif, dan berkeadilan, namun menyadari bahwa dukungan seluruh elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh adat, paguyuban, hingga generasi muda, sangatlah penting.
Hal itu juga disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, H. Jamaludin Malik dalam sapaannya. Kakanag Lembata ini menyoroti dua hal penting, yakni pesan agama tentang toleransi dan ajakan kepada pemuda untuk menjadi pelopor dalam menjaga toleransi.
Jamaludin Malik menyerukan agar pemuda menyaring ujaran kebencian di media sosial dengan arif dan bijaksana, serta memperbanyak pertemuan dan dialog untuk menangkal isu negatif tentang keberagaman.
Acara puncak ini diakhiri dengan penyalaan obor keragaman toleransi oleh perwakilan tokoh agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, dan Hindu, serta obor NKRI oleh Kaban Kesbangpol Kanis Making mewakili Bupati Lembata P Kanisius Tuaq sebagai simbol keberagaman yang harus terus bersinar terang di bumi Lepan Batan.
Dilanjutkan dengan pembacaan doa syukur toleransi dan kerukunan dari berbagai agama, serta seruan kerukunan oleh perwakilan lintas agama, dan penandatanganan komitmen toleransi oleh perwakilan tokoh agama, FKUB, tokoh pemuda, Kapolres Lembata AKBP Nanang Wahyudi, dan perwakilan Bupati Lembata oleh Kanis Making.
Berbagai pertunjukan seni bertemakan toleransi, seperti puisi, teater, qasidah, puji-pujian, fragmen, tarian, dan monolog, turut menyemarakkan acara, diiringi lagu perdamaian dari OMK Waikomo. (prokompimkablembata)



















