LIDIK NEWS.COM | LEMBATA – Bupati Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Dr.Thomas Ola Langoday, Senin (7/2/2022) mengklaim, tidak ada penolakan digelarnya ritual adat dalam rangka kegiatan explorasi budaya yang digagas Pemerintah.
Diberitakan sebelumnya, dua komunitas adat yakni Lewuhala dan Amakaka menolak menggelar ritual adat yang ditawarkan Pemerintah dalam rangka kegiatan eksplorasi budaya Lembata tahun 2022.
“kembali ke komunitas adat yang bersangkutan. Ada yang mau melakukan silahkan, ada yang tidak melakukannya, bukan menolak, tapi menunda untuk melakukannya, misalnya di Ile ape, bukan menolak tapi menunda untuk melakukan,” ujar Bupati Lembata, Dr Thomas Ola Langoday, saat menggelar konferensi pers di rumah jabatan Bupati lama, Senin (7/2/2022).
Menurut Bupati Langoday, penundaan digelarnya ritual di Ile Ape lebih disebabkan karena pemangku adat belum bersepakat tentang ritual adat yang cocok untuk situasi saat ini.
“ada prosesi lain yang harus didahului. Karena Itu, para pemangku kepentingan bersepakat dulu untuk kemudian kira- kita ritual apa yang dilakukan dengan melihat situasi hari ini. Kita kembalikan kepada komunitas adat yang ada yang ada di sini,” ujar Bupati Lembata, Dr Thomas Ola Langoday.
Selain itu, dalam konferensi pers yang digelar usai launching kegiatan Explorasi budaya Lembata 2022, Bupati Lembata menanggapi adanya rencana aksi demonstrasi dari Forum Masyarakat Adat Lembata menolak kegiatan eksplorasi budaya ini.
“Demonstrasi silahkan saja. Itu hak dari setiap orang menyampaikan pikiran, menyampaikan pendapat silahkan. Bagi panitia eksplorasi budaya Lembata tetap berjalan, sesuai dengan rencana,” ujar Bupati Langoday.
Bupati Langoday berjanji akan menerima para demonstran.
“Silahkan demo. mau demo dimana saja silahkan. Asal beritahu kepolisian. Saya juga siap menerima,” ujar Bupati Langoday. *(red)