LIDIK NEWS.COM | LEMBATA – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lembata hari ini resmi menerima penerbangan perdana maskapai Wings Air ATR 72 – 600 di Bandar Udara Wunopito Lewoleba yang dihadiri oleh Wakil Bupati Lembata Dr. Thomas Ola Langoday dan Forkopimda Kabupaten Lembata yang didampingi oleh Kepala Bandar Udara Wunopito Lewoleba M .Syaiful Zuhri , Langit biru dan Cuaca cerah berawan yang diiringi semburan water salute dari 2 mobil damkar bandara Wunopito sebagai tanda sambut kedatangan perdana maskapai Wings Air ATR 72 – 600, pada Jumat (18/06) pukul 11.30 Wita.
Pantauan media ini pada penjemputan rombongan yang baru tiba di Bandara Wunopito Lewoleba disambut dengan seremonial adat Lamaholot yang mana sebagai tanda kehormatan bagi para tamu sebagai simbol kebesaran orang Lamaholot yang ada di bumi persada tanah Lepan Bata Kabupaten Lembata.
Wings Air sendiri menjadi harapan baru moda transportasi udara yang menghubungkan kembali Lewoleba-Kupang pasca pandemi COVID-19 yang merebak sejak Maret 2020 lalu dimana Pemkab setempat menghentikan sementara layanan transportasi udara.
Tak hanya COVID-19 namun bencana erupsi gunung Ile Lewotolok yang terjadi 29 November lalu, juga menunda rencana penerbangan perdana Wings Air dengan rute Kupang-Lewoleba (30/11/2020), hingga akhirnya hari ini (18/06) Wings Air memutuskan mendarat di landasan pacu Wunopito sepanjang 1.200 M.
“Momentum ini sempat tertunda beberapa waktu lalu karena erupsi gunung Ile Lewotolok, namun sampai dengan sekarang kami selalu mempertimbangkan aspek keselamatan dan keamanan kepada seluruh pengguna jasa penerbangan ini”.
“Rencana dari kami setiap hari akan melayani penerbangan Kupang-Lewoleba-Kupang” ujar Capt. Decky Arianto, perwakilan direksi Wings Air.Menurut Decky terlaksananya penerbangan perdana ini tidak terlepas dari dukungan yang luar biasa dari segenap pimpinan dan stakeholder lainnya di Lembata.
“Lembata sendiri merupakan bandara ke-13 di NTT yang kami layani, dimana sebelumnya di Ruteng. Tentunya harapan kami penerbangan ini dapat berkesinambungan karena berdasarkan laporan dari station manager kami bahwa cukup bagus potensi pasar disini”.
“Adapun maksud kami membuka rute penerbangan kesini untuk membantu pemulihan ekonomi daerah maupun nasional, mendukung pengembangan sektor pariwisata lokal, mengakomodir kebutuhan perjalanan udara bagi masyarakat dan menciptakan konektivitas intra NTT” ujarnya.
Sementara itu Wakil Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday, dihadapan jajaran Lion Air group, pihak Angkasa Pura I Eltari-Kupang, perwakilan Kadin NTT dan para penumpang, menyambut baik kehadiran Wings Air. Menurut Thomas, Wings Air kembali menyatukan sayap transportasi di Lembata yang sempat patah.Sejak pandemi COVID-19, salah satu sayap pariwisata Lembata patah karena aksesibilitas udara benar-benar mati. Karena sayapnya hanya sebelah (transportasi laut) akhirnya kunjungan wisatawan ke Lembata menjadi berkurang dan malah menurun drastis”.
“Tetapi hari ini (18/06) sayap itu telah tersambung kembali. Wings Air telah mendarat dengan sukses di Lembata. Ini penerbangan perdana yang terjadwal”.
“Kami berharap maskapai Wings Air terus beroperasi di Lembata sehingga kunjungan wisatawan bertambah karena pariwisata merupakan prime mover di Lembata. Kalau banyak kunjungan berarti permintaan akan komoditi masyarakat meningkat. Kami sedang merintis sorgum yang akan menjadi ikon makanan lokal di Lembata”.
“Kami yakin dengan pelayanan Wings Air di Lembata, mobilitas orang dan barang juga akan meningkat. Mudah-mudahan kehadiran Wings Air memberi kenyamanan kepada masyarakat Lembata” ujar Wabup Lembata.
Sementara Kepala Bandar Udara Wunopito Lewoleba mengatakan Penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) secara Optimal dan Layanan GeNose Akan kami koordinasikan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata.Kepala Kantor UPBU Wunopito, M. Syaiful Zuhri, memastikan pihaknya menerapkan Protokol Kesehatan yang optimal dalam pelayanan pasca beroperasinya kembali bandara wunopito bagi penumpang.Hal tersebut disampaikannya kepada awak media di Lembata (18/06). “Untuk persiapan secara operasional semua sudah kita penuhi dan saat ini kita akan terus memonitor jumlah penumpang. Kemudian dalam rangka pencegahan penularan C-19, protokol kesehatan optimal diterapkan baik physycal distancing kemudian handsanitizer maupun sarana cuci tangan sudah disiapkan” ujar Syaiful.
Terkait penerapan tes GeNose sebagai alat pendeteksi C-19 bagi penumpang, Syaiful menjelaskan “Dari otoritas bandara wilayah IV Bali sudah pernah menyurati kami untuk permintaan data kebutuhan GeNose, dimana waktu itu belum ada layanan penerbangan disini sehingga kami belum memberikan data dimaksud”.
“Namun dengan maskapai kembali beroperasi, kita akan kembali menyurati otoritas bandara wilayah IV Bali menyampaikan kebutuhan sehingga dapat difasilitasi oleh otoritas bandara ke pihak Kemenkes RI”.
“Informasi yang saya terima terakhir untuk di NTT, bandara yang sudah gunakan GeNose itu di bandara UMK-Waingapu dimana itu kerjasama dengan pihak lainnya. Karena harus ada personil yang mengerti (operator) dari orang kesehatan termasuk penanganan lanjut jika ada calon penumpang yang terkonfirmasi positif”.
“Kita akan coba komunikasikan hal ini dengan Pemkab Lembata”.
“Saat ini sesuai surat edaran Walikota Kupang tertanggal 2 Juni, mewajibkan setiap penumpang yang akan ke Kupang sudah melakukan pemeriksaan rapidtest antigen, sehingga saat ini kita juga mengecek surat keterangan hasil Rapid tersebut sebagai syarat untuk bisa check-in” terangnya.***