LIDIK NEWS.COM | LEMBATA –Senja itu, ketika mentari perlahan menuju peraduan dan hawa dingin perbukitan mulai terasa menggigit raga. Sayup terdengar nyanyian anak – anak pengungsi dari puncak lahan relokasi. Di bukit Waisesa, Minggu sore, 02 Mei 2021, mereka bernyanyi, menari dan berbalas pantun. Hari ini mereka gembira, ceria dan penuh harapan. Mereka seolah tahu betul bahwa Tuhan memiliki rencana indah dibalik duka beruntun erupsi dan banjir dari puncak Ile Lewotolok.
Tiga minggu sudah mereka telah diajak bangkit berdiri, membangun harapan baru bersama sebuah organisasi sosial murni kemanusiaan ” Cakra Abhipraya Responsif”. Kakak – Kakak Cakra bagi mereka adalah teman bermain, kawan seperjuangan menggapai mimpi. Tiga minggu sudah mereka terlanjur saling mencintai. Gelaran Festival ” Ladang Anak Ile Ape, Malam Kenangan Bakti Pendidikan” yang digelar sejak senja tadi ternyata adalah momentum perpisahan. Tangispun pecah di puncak acara. Kakak – Kakak Cakra harus pulang.
Cakra Abhipraya Responsif adalah organisasi sosial kemanusiaan yang telah teruji menangani dampak psikologis – sosial bagi masyarakat khususnya anak – anak korban bencana. Mereka adalah kumpulan orang – orang profesional dalam melakukan melakukan psychology first aid dan trauma healing bagi anak – anak korban bencana.
Putro Anugerah Lindu, Ketua Organisasi, menjelaskan, mereka sebenarnya memiliki program jangka pendek dan jangka panjang. Untuk program jangka panjang, mereka butuh komunikasi lanjut dengan Pemerintah Daerah.
Asisten II Sekretaris Daerah, Kedang Paulus mewakili Pemda Lembata dalam sambutan menyampaikan terima kasih berlimpah kepada Cakra Abhipraya Responsif yang bekerja tanpa pamrih untuk anak-anak terdampak bencana. Pemda juga memohon maaf apabila adanya miskoordinasi dalam kerja lapangan. Harapannya semoga kerja keras teman – teman Cakra Abhipraya Responsif menjadi berkat berkat bagi masa depan anak – anak terdampak.*(Prokopim Sekda Lembata)