Lidik News.Com | Lewoleba –
Rumah sakit Damian Kota Lewoleba Gelar Rapidtes Berbayar yang di ikuti oleh sejumlah peserta penerima Rapidtes warga Kota Lewoleba.Warga atau peserta Rapidtes Berbayar ini di ikuti oleh sejumlah orang guna melengkapi kebutuhan untuk bepergian ke luar kota dan daerah.
Rapidtes Berbayar yang di gelar di Rumah sakit Damian ini di buka mulai pagi tadi hingga siang ini pada Jumat 19 Februari 2021 bertempat di Rumah sakit Damian Kota Lewoleba kelurahan Lewoleba Barat Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata.
Pantauan media ini sejumlah peserta penerima Rapidtes Berbayar rata-rata adalah Mahasiswa dan Mahasiswi serta Masyarakat lainnya dengan waktu berlaku selama 3 hari dari tanggal diterbitkan Rapidtes dan waktu perjalanan.
Valeria salah seorang Mahasiswa mengatakan kepada media ini bahwa “kami membayar biaya Rapidtes sebesar Rp.275.000., Rapidtes ini merupakan salah satu ketentuan untuk melengkapi data diri agar bisa memperoleh tiket kapal Pelni yang hendak di tumpangi oleh para penumpang dengan tujuan wilayah masing-masing,”ungkap Valeria.
Lanjut Valeria kami dari universitas STKIP YPUP Makassar sebanyak 27 orang saat ini di tengah Pandemi COVID-19 dimana lesunya ekonomi berdampak sangat drastis bagi kami Mahasiswi dan Mahasiswa.Jujur saja bahwa untuk mendapatkan Rapidtes kami agak kesulitan karena harus berbayar dan latar belakang orang tua kami juga rata-rata petani dan nelayan,”tuturnya.
Menanggapi hal ini Sr.dr.Felicitas salah satu pengelola RS Damian mengatakan bahwa pihaknya kenapa harus memungut biaya Rapidtes anti gen karena kami Swadaya sendiri dari Rs dan butuh biaya sangat tinggi kemudian di sisi lain kami akan melayani permintaan kepada warga atau kalangan mana saja yang membutuhkan Rapidtes antigen ini.Standar harga yang kami berikan tentunya sudah mengikuti petunjuk oleh Kementerian Kesehatan dengan besaran Rp.260.000 dan Rp.15.000.,untuk biaya administrasi,”imbuhnya.
Harapan juga di utarakan oleh Valeria (23)Mahasiswi kelahiran Lembata yang berdarah Solor ini kalau bisa Rapidtes yang di gelar dimana saja oleh Pemerintah ataupun pihak Rumah sakit baik Daerah dan swasta terkhusus untuk kami mahasiswa dan mahasiswi boleh di gratiskan karena kami tidak punya penghasilan,”tutupnya.(*Oi)