Lidik News.Com | Lewoleba –
Antonius Tolok Halimaking 37 tahun warga Dusun I, Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Rabu (17/2/2021), sekitar pukul 07.00 wita, ditemukan warga tewas dan mengapung di dalam Sumur sedalam 12 meter, milik Desa yang dibangun di halaman rumah Elias Jari, warga Desa setempat.
Korban ditemukan pertama kali oleh Felisiana Abong, saat menimba air pada pukul 7 pagi di sumur yang berada persis di samping rumahnya.
“Kami tidak tau kalau korban yang menghilang kemarin, ternyata ada di dalam sumur di samping rumah saya ini. Sekitar jam 7 pagi, saya timba air. Saya rasa timba berat. Ternyata Ember itu tersangkut dikaki korban. Sumur ini dalamnya 12 meter sumur dengan diameter 1,2 meter. Saya orang ketiga yang timba air di sumur ini.
Meskipun berat, Abong memaksa untuk menarik timba tersebut.
“Ternyata ada mayat terapung di atas air. Saya teriak karena kaget ada mayat dan ternyata itu Tolok yang di cari tadi malam,” ujar Felisiana Abong.
Abong mengaku heran, karena korban tinggal di Dusun I dan jarang bermain kesini dan ini kali kedua kasus org mati di sumur jni. Kalau Si Tolok ini tinggal di dusun 2, sumur di dusun 1, jarang main ke sini.
Sementara itu, Elias Jari, ayah Saksi, mengatakan,sumur ini telah memakan dua korban jiwa. Pada tahun 1990 juga ada korban tewas di sumur tersebut.
Korban tewas dievakuasi dari dalam sumur dibawah pengawasan Aparat dari Pospol Ile Ape dan Polres Lembata, dibawah pimpinan Kasatreskrim, Aiptu I Komang Sukamara.
“Korban punya gejala penyakit ayan. Dia sempat sampikan bahwa dia mau mati saja. Diduga epilepsinya kambuh, ia terjatuh karena ada dua benturan luka selebar 0,2 cm di dahi dan pelipis sebelah kiri, dan dibawa mata sebelah kanan, kemungkinan luka itu saat dia terjun ke dalam sumur sedalam 11 Meter, dengan diameter 1,2 Meter. Ada pula pendarahan pada hidung karena pembuluh darah pecah akibat terjun ke dalam sumur. Tidak ada tanda-tanda kekerasan lain,” ujar Kasatreskrim Polres Lembata, Iptu I Komang Sukamara di Desa Kolontobo, Rabu (17/2).
Kasatreskrim mengatakan, pihaknya membawa korban untuk di visum di Puskesmas Waipukang.
“Tadi sudah ada hasil pemeriksaan dokter di puskesmas Waipukang. Korban meninggal karena jatuh dan tenggelam. Keluarga menerima karena korban sempat ngomong dan berencaan untuk bunuh diri,” ujar Kasatreskrim Polres Lembata, I Komang Sukamara.
Pantauan Media ini, terdapat sejumlah bercak darah menuju sumur yang nampak seperti sudah di hapus. Bercak darah itu ditemui di daun, pohon papaya dan bibir dan tiang sumur. Bercak darah tersebut cukup banyak.
Diduga kuat, bercak darah yang sudah mengering itu menetes dan tampak seperti di lap, sebelum korban jatuh ke dalam sumur.
Antonius Tolok Halimaking, pria berusia 37 tahun diketahui memiliki keahlian membuat cincin dari koin.
Yoakim Sinung, saudara korban kepada media ini menyebutkan, almahrum itu terlahir premature.
“sempat mati dan hidup Kembali. Dia mulai eror (gejalan epilepsy) karena kaget kemudian jatuh sendiri. Saat jatuh itu korban sudah berusia 17 tahun. Sempat sembuh, kemudian dia sempat merantau ke Serawak. 6 bulan di sana, epilepsinya kambuh dan ia kembali ke kampung,” ujar Yoakim.
Almahrum memiliki keahlian buat cincin dari uang logam.
“dia buat untuk pakai sendiri. Kadang orang bawa uang koin kuningan 500 rupiah untuk buat cincin. Kadang epilepsi serang sesaat saja. Kami keluarga iklaskan kepergian almahrum,” ujar Yoakim. * (Oi)