Lidik News.Com | LEWOLEBA – Kisruh ditengah COVID-19 masyarakat desa Hadakewa Pertanyakan hak penerima dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) Desa Hadakewa Kecamatan Lebatukan Kamis (21/01).Ditemui Media Lidik News.Com Rabu (20/01) bersama warga desa Hadakewa bahwa 3 bulan dana BLT tahap III dengan besaran per KK Rp.600.000.,tidak dibayar oleh pihak desa Hadakewa.Bantuan Covid 19 bagi Warga berdampak Covid 19 yang terjadi secara Global, di rasakan sampai ke pelosok desa.
Salah satunya adalah Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata.
Hal ini di rasakan oleh beberapa warga desa Hadakewa diantaranya Ibu An yang adalah mantan Ketua BPD desa Hadakewa mengungkapkan bersama teman-temannya pasalnya warga sebagai penerima dana bantuan di masa Pandemik Covid 19 untuk pemulihan Ekonomi bagi masyarakat tetapi di alihkan oleh Kepala desa Hadakewa ke pembangunan Pariwisata di lokasi desa tersebut.
Menurut Ibu An akrab di sapa, keputusan kepala Desa ini sangat Arogan dan terkesan Otoriter.
Mengapa saya katakan demikian karena saya sebagai mantan orang BPD saa sangat kenal sekali dengan karakter bapak desa ini. Apa yang di sampaikan adalah keputusan mutlak,”Tutur Mantan ketua BPD ibu An.
Hal yang serupa di katakan oleh Bobi sebagai warga juga saya mengakui Karakter kepala desa kami begitu. Pembagian BST desa Tahap sebelumnya bulan Oktober, Nopember,Desember 2020 belum terbayar ke warga yang menerima bantuan tersebut, berita Acara juga di buat Kades secara sepihak sejak kapan kami di undang dan di sampaikan tiba -tiba muncul berita Acara,”Ungkap Bobi.
Tak hanya itu, menurut Bobi, pengadaan empat buah Bagan desa tetapi yang ada dan sempat di Launcing Desa ada tiga saja, yang satunya di mana itu kami pertanyakan.
Saya pernah bertanya kepada Kadesnya mengapa cuma ada tiga Bagan yang kami tau ada 4, itupun di jawab kades rusak dan karena kita belum membayar barangnya jadi itu tangung jawab pihak ketiga, saya tidak tau kata Bapak desa yang sempat di tirukan ucapan tersebut oleh Warga Desa Hadakewa Bobi.
Sementara itu juga Proyek pariwisata di bangun tidak ada papan nama. Papan nama itu guna menjelaskan kepada masyarakat agar mereka juga tau ada pengerjaan proyek pariwisata.
Kades jangan telan lurus-lurus itu poin yang mengatakan Dana akan di sesuaikan denga kondisi yang ada, memangnya kami tidak berdampak Covid? Ekonomi warga desa Hadakewa juga terganggu akibat Pandemik,”Beber Bobi kepada awak media.
Sementara waktu yang terpisah media meminta Kades Hadakewa Klemens Kwaman mengklarifikasi di Lewoleba Rabu 20 Januari 2021, pengakuan warga tersebut Klemens menjawab bahwa Semua yang di tuduhkan itu tidak benar,ruang itu saya tetap buka bagi warga tetapi kapan warga datang untuk lakukan komunikasi? Saya senang saya di kontrol tetapi sejak kapan undangan saya kepada warga desa Hadakewa mereka tidak datang ke balai desa,” Tutur Klemens kepada media dengan nada Kecewa.
Kalau terkait BST saya alihkan ke Pariwisata itu tidak benar. Sedangkan Bagan memang ada empat, satunya rusak jelas saya tidak bayar karena barang yang datang tidak sesuai harapan, nah masyarakat kurang memahami ini.
Sementara kalau papan nama proyek pariwisata tidak ada saya juga belum tau nanti saya pulang dulu baru saya cek lagi papan nama proyek pariwisata,”Tandasnya lagi.
Saya berharap kalau memang warga tidak senang dan sementara mengontrol saya mari kita sama-sama membangun Hadakewa ini bersama-sama, apa yang di sampaikan warga yang di tuduhkan kepada saya itu semua tidak benar,”Tutupnya.(Oi)