LIDIK NEWS. COM | BOUR, Prokompimkablembata – Bupati Lembata, P. Kanisius Tuaq, bersama Ketua Tim Penggerak PKK, Bunda Ursula Surat Bayo, dan Staf Ahli TP PKK, Ny. Nurmila Nasir menghadiri panen perdana cabai di Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Sabtu (1/11).
Panen ini merupakan bagian dari program pemanfaatan lahan dan pekarangan sebagai wujud nyata pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) di Kabupaten Lembata.
Acara ini juga dihadiri oleh Kadis PMD, Plt. Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Camat Nubatukan, serta sejumlah pengurus PKK Kabupaten Lembata.
Bupati Kanis Tuaq, ketika tiba langsung menuju lokasi panen dan memimpin kegiatan panen perdana di lahan seluas kurang lebih setengah hektar bersama ibu-ibu PKK Kabupaten.
Antusiasme terpancar dari wajah para peserta, terutama ibu-ibu PKK, yang merasa perjuangan mereka selama ini telah membuahkan hasil yang berlimpah. Warna merah cabai yang segar semakin menambah semangat mereka untuk terus memanen, meski di bawah terik matahari.
Bagi mereka, panen perdana ini adalah bukti nyata kerja keras dan konsistensi dalam berusaha. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi ibu-ibu lain di Lembata untuk memanfaatkan pekarangan rumah yang kosong.
“Dengan menanam cabai atau tanaman holtikultura lainnya, serta mengolahnya menjadi makanan bergizi, kita secara tidak langsung telah berkontribusi dalam menekan laju inflasi di pasar dan menjaga stok pangan tetap aman,” ujar Bupati Kanis Tuaq saat menyapa para peserta setelah panen selesai.
Bupati Kanis Tuaq menyebut cabai ini sebagai ‘Lombok Inflasi,’ yang berarti cabai dari pekarangan yang mendukung pengendalian inflasi. Ia menekankan bahwa pencapaian ini bukanlah hasil yang mudah, melainkan buah dari proses pengolahan lahan yang konsisten, ketabahan, dan keuletan para petani.
“Para petani ini bekerja dengan bermandikan lumpur, bermandikan keringat, yang hasilnya itu dinikmati oleh kita semua. Karena itu, membeli ke petani jangan ditawar-tawar!” pesan Bupati dengan tegas.
Bupati Kanis, yang memiliki latar belakang pertanian, mengingatkan akan jasa besar para petani dalam menopang kehidupan ekonomi. Ia meminta masyarakat untuk menghargai hasil panen petani dan tidak menawar terlalu rendah saat membeli.
Selain itu, Bupati juga menyinggung sedikit mengenai awal program cabai ini dilaksanakan. Dimana program ini merupakan program Spesifik Green yang ada di Dinas PMD, sementara Dinas Pertanian tidak memiliki program serupa. Hal ini menjadi tantangan bagi Bupati dan Wakil Bupati dalam mengelola anggaran yang ada.
“Saat sekarang saya dengan pa Wakil ini kesulitan mengatur anggaran! Sudah kurang, lalu sulit lagi! Jadi dari sana itu (merujuk pemerintah pusat) sudah dibagi memang, anggaran ini jatuh di kamar sini, kamar sini, kamar sini, tidak kayak dulu!” jelas Bupati.
Bupati lantas menerangkan bahwa lahan pertanian di Bour saat ini hanya dijadikan sebagai lahan percontohan. Awalnya sempat dicoba di rujab Bupati namun kondisi tekstur tanah yang kurang bersahabat maka dialikan ke lokasi dengan kondisi air yang lebih baik. Ke depannya, Bupati menginginkan lokasi pertanian berada di sekitar kota Lewoleba agar lebih mudah diakses oleh warga.
Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata, Bunda Ursula Surat Bayo, mengungkapkan bahwa panen perdana ini merupakan wujud pemanfaatan lahan dan pekarangan untuk kesejahteraan keluarga. Ia berharap pemerintah daerah dapat terus mendukung usaha PKK dalam mendukung program prioritas pemerintah, khususnya di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.
“Ke depan di 2026, berikan ruang kembali kepada kami ibu-ibu PKK untuk berproses dalam pemanfaatan lahan pekarangan termasuk lahan-lahan pertanian,” harap Bunda Ursula.
Sebagai informasi, di tahun 2025 ini program PKK hanya menyasar dua program kegiatan, yakni UEP dan pemanfaatan lahan pekarangan. Ketua TP PKK berkomitmen untuk semakin mengoptimalkan peran PKK dalam mendukung program prioritas pemerintah di sektor Nelayan Tani Ternak di semua tingkatan.
Bunda Ursula juga menyinggung mengenai penataan kota Lewoleba dan meminta Camat Nubatukan untuk berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK dalam menghadirkan wajah kota yang lebih baik. “Bapa Camat, mungkin ke depan kita harus lebih bekerjasama lagi menata kota Lewoleba agar lebih indah! Langkah pertama dari PKK adalah pemanfaatan lahan pekarangan rumah yang dilaksanakan di tiap-tiap kelurahan,” ungkapnya.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, informasi mengenai jumlah hasil panen cabai yang diperoleh belum dapat dikonfirmasi karena belum dilakukan penimbangan. Namun demikian, sebagian hasil panen diperbolehkan dibawa pulang oleh ibu-ibu sebagai oleh-oleh dari panen perdana. (prokompimkablembata)


















