LIDIK NEWS.COM | LEMBATA – Thomas B Ataladjar Penulis/Sejarawan Jakarta dan Lembata yang juga putra asli Kabupaten Lembata mengatakan, Memotret Geliat Lembata dalam Pergumulan Sejarahnya guna menemukan kembali jati diri dan kearifan lokalnya sebagai modal sosial dalam pembangunan.
Putra asal lewotana Lepan Batan ini saat konferensi bersama awak media di Kabupaten Lembata tepat di Hotel Palem Desa pada Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata, Rabu (12/10/22) mengatakan, bahwa ada Sepuluh Tonggak Sejarah Lembata.
Dalam penulisan buku yang telah di launching hari ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Otonomi Daerah Kabupaten Lembata yang Ke-23 sebagai kado terindah dari anak Lembata yang berada di tanah perantauan dengan menghadirkan sebuah karya ilmiah sejarah besar bagi masyarakat Lembata secara utuh dan harus mengetahui asal dan usul Lembata yang ditulis dalam buku sejarah “Lembata Dalam Pergumulan dan Perjuangan Otonominya”, didasarkan pada 10 tonggak sejarah penting bagi Kabupaten Lembata.
Thomas Ataladjar menerangkan bahwa ada 10 (sepuluh) tonggak sejarah yang dimiliki dan digumuli Lembata sejak era purbakala hingga kini. Sebagian dari tonggak sejarah itu, justru menjadi latar belakang dari Sejarah Perjuangan Rakyat Lembata dalam memperjuangkan otonominya.
Dalam sejarah panjang Lembata ini juga di singgung tentang sejarah Kebencanaan Lembata serta sejarah Kebudayaannya yang berlimpah ruah.
Kesepuluh tonggak sejarah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sejarah Kepurbakalaan Lembata Antara lain Situs Purbakala Lewoleba,Lamagute dan Liang Puen di Hingalamamengi, Kedang.
2. Sejarah Asal Usul dan Migrasi Suku-suku ke Lembata, Sina Jawa, Seran Gorang-Kroko Puken, Luwuk,Sika Paga,Timor, Lera Wulan Tana Ekan dan Benda Budaya
3. Sejarah Kebencanaan Lembata
Lepan Batan – Kroko Puken, Awololong, Hari Bura di Kedang, Bencana Waiteba 1979, Bencana Longsor Tobilolong dan Bencana Ile Ape Kedang 2021.
4. Sejarah Masuknya 2 Agama Wahyu di Lembata Kedang dan Labala, Gerbang Masuknya Agama Islam
Lamalera Gerbang MasukNya Agama Katolik dan di Lembata
5.Sejarah Masuknya Pendidikan dan Peradaban baru di Lembata (Stasi dan Sekolah) P.Sanders 1861 dan P..Fransen 1862. di Larantuka P.Huberechtss SJ 1913 di Lamalera, Kalikur, Hadakewa, Wapukang dan P.Bernhard Bode,SVD 1920 di Lerek, Labala, Belang, Lodoblolong, Boto, Aliuroba, Waiwejak Leudawan, Meluwiting, Buriwutung, Karangora dan Mingar. Guru Agama, Guru Sekolah dan Tukang ahli Lamalera.
6.Sejarah Kolonial dan Swapraja di Bumi Lomblen
7.Sepak terjang Portugis di Kepulauan Solor Karesidenan Timor, Pos Beban Afdeling (Asisten Residen) di Ende Onder Afdeling di Larantuka dan Sagu). Controleur-Gezaghebber
Dewan Raja-Raja Sikka ( Swapraja Larantuka dan Sagu) Bestur Asisten & Len LakuYn Hadakewa Hamente & Sistem Paji Demong
Perang Blasting di Leraagere.Sejarah Perjuangan Rakyat Lembata Statement 7 Maret 1954. Memorandum 1999 Otonomi 12 Oktober 1999.
8. Sejarah Pemerintahan Lembata era Kolonial dan Pasca Kolonial , Bestuur & Len LakuYen Hamente Koordinatorshap Pembantu Bupati.
9. Sejarah Kebudayaan Lembata, Unsur Kebudayaan Berupa Bahasa: Lamaholot dan Kedang, Unsur Kebudayaan Berupa Pengetahuan, Unsur Kebudayaan Berupa Organisasi Sosial, Unsur Kebudayaan Berupa Peralatan Hidup dan Teknologi, Unsur Kebudayaan Berupa Ekonomi dan Mata Pencaharian : Pasar Barter “ Gemohing, Berkebun “ Bati Welok, Lefa,Peneta, Unsur Kebudayaan Berupa Religi Agama Asli.Lera Wulan Tanah Ekan & Nubanara.serta aneka ritual, Unsur Kebudayaan Berupa Kesenian Seni ukir,seni tenun ikat, Seni Tari, Seni Suara dan seni beladiri dll.
10. Sejarah Lembata dalam Namanya Pulo Lamalean -Lomblen, Kawela, Peta Kuno dari tahun 1656 Leuballa, 1725 Lombatto, 1748 Lembana dan 1756 Lembana.***