LIDIK NEWS.COM | LEMBATA – MEMASUKI hari kedua Trihari Suci menjelang hari Paskah, umat Katolik sedunia merayakan Jumad Agung, hari peringatan sengara dan wafat Yesus Kristus sang Isa Almasih.
Peringatan Jumat Agung di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur ditandai dua upacara yakni jalan salib dan cium salib.
Menurut Pater Eman Wero, SVD, upacara Jalan Salib merupakan bentuk penghormatan umat akan kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus. Ia dihukum mati dengan cara disalibkan atas vonis yang dijatuhkan oleh Pontius Pilatus.
Di Paroki St. Arnoldus Janssen Waikomo, Dekenat Lembata, Keuskupan Larantuka, upacara jalan salib Jumat Agung diikuti ribuan umat Katolik setempat.
Jalan salib yang di gelar di halaman Gereja St. Arnoldus Janssen, Jumad (15/4/2022) pukul 09.00 WITA itu tampak antusias diikuti umat.
Tata perayaan Jumat Agung sendiri ditanggung OMK Paroki. Mereka melantunkan lagu menyayat hati dengan narasi narasi yang menggugah realitas kehidupan iman umat Katolik saat ini.
“Yesus, aku pinjam Pakumu untuk memaku sikap Dengki antar sesama umat beragama. Yesus, aku pinjam Pakumu untuk memaku tangan ayah saya yang suka memukul ibu saat ditegur usai berjudi. Yesus , aku pinjam Pakumu untuk memaku sikap tamak para pejabat negeri ini yang suka korupsi,” demikian penggalan narasi doa yang dibacakan OMK paroki setempat.
Meski dibawah terik matahari yang menyengat, umat nampak tak bergeming. Sedangkan, aparat Keamanan yakni TNI/Polri, Dinas Perhubungan, Pol PP dan Linmas, tampak berjaga-jaga.
Perayaan Jumat Agung
merupakan bagian dari Tri Hari Suci Paskah setelah Kamis Putih dan akan diikuti dengan Paskah.
Jumat Agung merupakan hari peringatan penyaliban Yesus Kristus di Bukit Golgota. Usai dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus, Yesus memanggul sendiri salib-Nya ke Golgota.
Umat Kristiani percaya, Kematian Yesus Kristus adalah wujud pemenuhan Kasih Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia.*(red)