LIDIK NEWS.COM | LEMBATA – Dikutip dari Warta Nusantara,Aksi tak terpuji dilakukan Anggota DPRD Kabupaten Lembata dari Fraksi PDI Perjuangan, MGPR. Anggota dewan yang dikenal vokal itu memaksa seorang perempuan bersuami melakukan hubungan intim layaknya suami istri di dalam kamar mandi di kediaman korban pada Rabu, 24 November 2021 malam sekitar pukul 12.00. Akibatnya, suami hajar korban babak belur.Saat kejadian tak senonoh itu terjadi, suami korban sedang berada di dalam rumah. Korban yang mengaku kepada suaminya sedang sakit perut lalu keluar menuju kamar WC yang berjarak kira-kira 2 meter dari rumah.Setelah korban keluar dari kamar WC, suami korban langsung menerjang masuk ke kamar WC dan menghajar MGPR babak belur. Pelaku kemudian melarikan diri dan bersembunyi.
Suami korban yang kesal, mencoba mencari pelaku ke rumah orangtuanya. Karena tak menemui MGPR di sana, ia hanya berteriak mencaci maki anggota Dewan terhormat itu di rumah orangtuanya.Suami korban kemudian ke rumah kediaman MGPR. Di sana ia pun lagi-lagi tak menjumpai pelaku. Ia menumpahkan kekesalannya pada mobil yang diparkir di halaman rumah. Ia memukul kaca spion sebelah kanan hingga hancur.
Ia juga sempat mencaci maki pelaku hingga istrinya terbangun. Setelah menumpahkan kekesalannya, suami korban kemudian kembali ke rumah.Di rumah, ia mencoba menanyai istrinya apa saja yang dilakukan bersama MGPR di dalam kamar WC. Karena kesal, ia lalu memukul istrinya.
Ia baru berhenti setelah anak perempuannya dan anak bungsunya memeluk sambil menangis.Suami korban kepada wartawan yang minta namanya dan nama istrinya tak diungkap ke media menceritakan kronologi malam itu hingga ia mendapati istrinya bersama MGPR di dalam kamar WC.
Dikisahkannya, sekitar pukul 12.00, ia pulang dari melayat orang meninggal. Saat melewati Rayuan Kelapa, ia sempat diajak minum oleh kawan-kawan dan sempat duduk di sana. Saat itu, istrinya menelepon mengatakan hatinya kurang tenang, mungkin karena mamanya sedang sakit dan minta suaminya ke rumah mamanya.
Namun sesampainya di rumah, ia melihat mamanya sedang menonton TV dan tidak apa-apa. Setelah memanggil beberapa kali dan tidak ada jawaban, ia akhirnya kembali ke rumah.Sesampainya di rumah, ia melihat lampu di dalam rumah masih menyala. Ia lalu dibukakan pintu oleh anaknya.Setelah masuk rumah, ia duduk bersama istrinya. Istrinya mengeluh sakit perut.
“Saya tanya perut sakit kenapa maka. Istri bilang tadi makan telur, nona masak pake lombok banyak jadi buat perut sakit,” katanya.
Setelah itu, istrinya pamit ke kamar mandi untuk buang air besar karena perutnya terus terasa sakit. Saat istrinya ke kamar mandi, ia juga mengantuk dan hendak tidur.Akan tetapi, setelah beberapa saat istrinya tak kunjung kembali, ia pun mulai berfirasat kurang enak.
Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan memanggil istrinya. Saat itu istrinya mengaku perutnya masih sakit.Ia juga sengaja mengaku perut sakit dan minta istrinya cepat keluar. Namun, istrinya masih beralasan perutnya masih sakit, bahkan memintanya menggunakan WC tetangga yang jaraknya tak jauh dari rumah.
Namun, ketika terlalu lama, ia pun mulai curiga. Apalagi, posisi kaki istrinya tidak seperti biasa seperti orang sedang BAB. Karena WC yang digunakan jongkok, namun posisi kaki istrinya seperti orang lagi berdiri.
“Pintu kamar mandi kan pakai seng, dan bagian bawahnya agak bokong, sehingga bisa lihat kaki dari luar,” katanya.
Ia juga sempat mendengar suara seperti percakapan di dalam kamar WC. Sehingga ia semakin curiga. Apalagi, ia juga melihat ada kaki lain di dalam kamar WC selain kaki istrinya.Hampir kurang lebih 30 menit, baru istrinya keluar, dan saat keluar ia sempat mengatakan kepada lelaki di dalam WC. “Nanti baru kau tanggung jawab langsung dengan suami saya,” kata suaminya menirukan istrinya.
Saat istrinya keluar, ia langsung mendobrak masuk ke dalam kamar WC dan mendapati MGPR di dalam dan langsung menghajarnya. Ia sempat membanting tubuh MGPR ke dinding kamar WC. Saat ia menunduk hendak mengambil besi yang menutupi selang air, digunakan MGPR untuk melarikan diri.
Sepeninggal MGPR, ia langsung mengambil parang (Kelewang) dan mengejarnya. Sayangnya ia tak menjumpai MGPR.Karena emosi, ia lalu mengejar langsung ke rumah orangtua MGPR dan berteriak mencaci maki Gabriel di rumah orangtuanya.
Tak puas, ia lalu menuju ke rumah MGPR dan mencaci makinya di sana. Ia juga berteriak memanggil istri MGPR dan menyampaikan kejengkelannya.
Ia juga sempat memukul kaca spion mobil yang diparkir di halaman rumah,dirinya sempat mau langsung melaporkan peristiwa itu ke polisi, namun karena memikirkan banyak hal akhirnya tak dilakukan.
Ia juga mengaku karena masih terbawa emosi, ia belum sempat tidur sejak semalam pasca kejadian itu. MGPR yang didatangi di kantor DPRD Lembata tidak berada di sana. Saat didatangi di rumahnya, ia pun tidak ada.
Wartawan hanya menjumpai istri MGPR yang mengatakan suaminya sedang ke kampung.Ia juga mengaku pada malam itu sekitar pukul 02.00, didatangi suami korban. Ia berteriak dalam kemarahan sambil memegang parang.
Itu membuatnya ketakutan dan shock. Setelah melihat tetangga berdatangan, baru ia pulang.Sementara itu, MGPR yang dihubungi lewat pesan WA belum bersedia memberikan penjelasan dengan alasan ia masih butuh waktu untuk menenangkan diri, menyesali diri, dan menyiapkan diri untuk menghadapi permasalahan ini.
“Maaf bapak, saya butuh waktu untuk tenangkan diri, menyesali diri, menyiapkan diri untuk hadapi masalah ini. Makasi banyak sudah mau berkomunikasi bapak,” tulis MGPR melalui pesan WA.*(red)