LIDIK NEWS.COM | FLOTIM – Larantuka Senin 21 juni 2021 , Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) kembali menggelar aksi demo di depan Kantor Bupati Flores Timur (Flotim).GMNI dalam aksinya menuntut transparansi anggaran tak terduga yang seakan di gelapkan oleh pihak pemerintahan Flotim.
Dalam aksi GMNI diantaranya ada tuntutan dan menuntut hutang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka.Transparansi dana tak terduga yang dituntut oleh para massa aksi ini, dipertanyakan kenapa dana tak terduga itu tidak digunakan pada saat penanganan bencana seroja yang terjadi di tanah Mahar Gading pulau Adonara.
Ditengah terik mentari yang panas tak sedikitpun menggugurkan semangat para mahasiswa GMNI dalam demonstrasi mereka hari seperti yang disaksikan oleh media ini di depan kantor Bupati Flotim.
Massa aksi menuntut untuk bisa bertemu dengan bapak bupati Flotim Anton Gege Hadjon , namun tuntutan dari para mahasiswa ini tidak diindahkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Flotim dan juga Bupati dan Wabupnya.
Massa aksi menekankan pada transparansi dana tak terduga Kabupaten Flores Timur (Flotim) dan juga segera melunasi hutang tenaga kesehatan RSUD HERMAN FERNANDEZ larantuka.
Para massa aksi menuntut untuk bisa bertemu dan melakukan mediasi bersama Antonius Gege Hadjon selaku Bupati Flores Timur (Flotim) tetapi Bupati Flotim seakan bersembunyi di balik para petugas keamanan yang mengawal aksi demo ini.
” Mahasiswa GMNI dalam aksi demonstrasi menyampaikan bahwa Bupati Flotim ini kalau bisa mundur dari jabatannya “.
Hal ini dikarenakan para Mahasiswa sudah memberikan surat untuk bisa bermediasi dan melakukan audiens bersama Bupati Antonius Gege Hadjon dan Wakilnya, bahkan ada perwakilan dari mahasiswa yang diusir dari kantor bupati pada saat memberikan surat mediasi untuk yang kesekian kalinya.
Mahasiswa GMNI menyampaikan apabila tidak bisa bertemu secara langsung dengan Bupati dan Wabup Flotim , ” apakah harus menggunakan pertemuan secara virtual “, hal ini seakan menambah kelemahan dari Bupati dan para jajaran tim kerjanya dalam mengelolah Kabupaten Flotim ini.
Dihimpun oleh media ini , Dana tak terduga habis sebelum digunakan untuk menangani bencana yang terjadi di Kepulauan Adonara , upah tenaga kerja di RSUD HENDRIKUS FERNANDEZ larantuka hingga dari bulan agustus 2019 silam sampai dengan saat ini belum tuntas dibayarkan. *(Yomdhy)