LIDIK NEWS.COM | ADONARA – Seto Mulyadi, Ketua Lembaga perlindungan Anak Indonesia (LPAI), mengunjungi anak-anak pengungsi banjir bandang di Adonara, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Kunjungan tersebut digelar hingga Jumat (23/4/2021).Bersama Tim dari Balai Anak Handayani, Kemensos RI, Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto, mengunjungi empat titik pengungsian di Lembata dan Dua titik pengungsian di Adonara.
Kehadiran aktivis perlindungan anak di tengah anak korban bencana banjir bandang, menguatkan keyakinannya bahwa anak anak korban bencana Adonara dan Lembata adalah tambang emas untuk anak-anak unggul di masa depan sehingga jangan sampai ini terlupakan.
“Saya sampai ke sini, karena informasi dari teman-teman, bahwa anak di sini walaupun situasinya cukup memprihatinkan, tapi anak-anak cukup tegar,” ujar Kak Seto.
Ia mengaku, ingin berguru kepada anak anak korban bencana banjir bandang.
“Saya ingin mengatakan kepada anak-anak di Indonesia, mari belajar dari adik-adik di Adonara dan Lembata,” ujar Kak Seto.
Mantan ketua Komnas Perlindungan anak itu tidak pernah membayangkan bahwa anak anak ini berada di suatu tempat atau pulau yang sedang mendapatkan satu guncangan jiwa karena bencana alam yang luar biasa ini.
“Tadi saya melihat sendiri, jadi kami betul-betul mengagumi dan walaupun kami dalam keadaan basah kuyup, tapi begitu bertemu dengan anak-anak, kami merasa sangat bahagia sekali,” ujar Kak Seto.
Di Adonara kak Seto mengunjungi dua titik pos pengungsian. Sedangkan di Lembata, ia mengunjungi 4 titik pos pengungsian di Lembata.
“Saya juga akan sampaikan kepada anak anak saya, kepada cucu-cucu saya, suatu saat, yuk kita ke Adonara. Marilah, bantu anak anak di Adonara, di Lembata, di Alor, Jawa Timur. Mereka adalah calon calon pemimpin bangsa di bidangnya masing-masing. Sebab mereka masih punya impian,” ujar Kak Seto.
Dikatakan, Adonara dan Lembata adalah tambang emas untuk anak-anak unggul di masa depan. Jangan sampai terlupakan.
Kak Seto menyampaikan kekagumannya atas cinta dan kasih sayang yang telah ditaburkan hingga menguatkan anak-anak pengungsi.
“Suatu bibit unggul akan merekah jadi bunga yang elok, atau pohon yang gagah perkasa, kalau ditanam di tanah yang subur. Tanah yang penuh dengan kekuatan cinta dan kasih sayang,” ujar Kak Seto.
Lembaga perlindungan Anak Indonesia (LPAI), dibentuk di kementerian sosial tahun 2018 itu selalu peduli terhadap anak di Indonesia, mulai bencana tsunami di Aceh, Gempa di Padang, Gempa Di Jawa Barat, dirinya selalu hadir untuk memberi semangat untuk bangkit kembali bagi anak-anak.
Bersama Tim dari Balai anak Handayani, Kemensos RI, KAPI menggelar kegiatan trauma healing untuk memberi semangat kembali kepada anak anak.
Kak Seto bersama tim juga melihat seberapa jauh luka jiwa anak-anak korban badai Seroja di NTT.
Ia berharap, berbagai pihak memberikan bantuan moril maupun materil, agar secepatnya, dioptimalkan agar masyarakat dapat beraktivitas seperti sediakala.*(Roy)